Rupiah Melorot ke Level Rp13.805

Jakarta | Jurnal Asia
Nilai tukar rupiah yang di­tran­­saksikan antarbank di Ja­kar­ta, Ju­mat (27/11), bergerak me­­lemah 63 poin menjadi Rp13.­805 dibandingkan posisi se­belumnya Rp13.742 per dolar AS. Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, mengatakan pro­yeksi Bank Indonesia bah­wa Novem­ber akan menga­lami inflasi menjadi salah satu sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Inflasi mendorong uang beredar tinggi, situasi itu yang menjadi salah satu faktor rupiah mengalami tekanan,” katanya.

Dari eksternal, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang mengantisipasi rencana bank sentral AS untuk menaikkan su­ku bunga acuannya, di tengah situasi itu investor cen­derung tidak berlama-lama me­nem­pat­kan dananya di aset pasar uang berisiko.

“Sebagian investor mulai mengalihkan dananya dalam aset mata uang ‘safe haven’, dalam hal ini dolar AS masih menjadi salah satu mata uang yang diin­car oleh investor,” ujarnya.
Ia mengharapkan menjelang pe­nutupan akhir tahun ini pe­me­rintah dapat bergerak cepat un­tuk menyerap anggaran belanja modal dalam rangka mendorong pembangunan in­fra­struktur.

“Infrastruktur yang membaik akan menopang pertumbuhan ekonomi domestik menjadi lebih baik serta menarik mi­nat investor untuk masuk be­rin­ves­tasi di da­lam negeri yang ak­hirnya da­pat menopang mata uang rupiah,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (27/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.747 dibandingkan hari sebelumnya (26/11) di posisi Rp13.733 per dolar AS.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X