28 Persen Pelajar dan Mahasiswa Melek Keuangan

Jakarta | Jurnal Asia
Pengetahuan para pelajar dan mahasiswa terhadap pro­duk jasa keuangan di In­do­ne­sia masih cukup ren­dah. Ja­sa keuangan se­cara garis be­­sar mencakup cara me­nge­lola uang, menabung hingga men­da­pat­kan asu­ransi dan lainnya.

Dari survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hanya 28 persen pe­lajar di Indonesia yang pa­ham dan ter­libat dalam pro­duk jasa ke­uangan. Demikianlah disampaikan Ang­gota Dewan Komisioner OJK Ku­sumaningtuti S Soe­tio­no, saat peluncuran buku me­nge­nal jasa keuangan tingkat sekolah dasar di SD Negeri 01 Menteng, Jakarta, Jumat (27/11)

“Sejak OJK berdiri di 2013, kita ingin langsung tahu berapa sebenarnya tingkat pemaha­man masyarakat In­donesia terh­adap sektor ja­­sa keuangan. De­ngan sur­vei yang dilaksanakan, ter­­nya­ta tingkat literasi (me­­lek) pemahaman sektor jasa ke­­ua­ngan masih rendah. Khu­sus un­tuk siswa pelajar, ma­ha­siswa 28 persen atau dari 100 anak-anak hanya 28 orang yang mengetahui pro­duk dan jasa keuangan,” pa­parnya.

Maka dari itu, OJK beker­ja­sa­ma dengan Kemente­rian Lem­­baga serta instansi lainnya un­­tuk mendorong pemahaman ja­sa keuangan, teru­tama Ke­men­te­rian Pen­didikan dan Ke­budayaan (Ke­men­dikbud).
“Strategi inklusi keuangan telah dires­mikan oleh Pre­siden SBY pa­da 2013, dan itu kita langsung kerjasama dengan KL (Ke­ment­erian/Lem­baga) dan pi­hak terkait teruta­ma ke­­men­­dikbud untuk program edukasi ke­­ua­ngan,” jelasnya.

“Pada 2014 tahun lalu su­dah diluncurkan untuk siswa SMA, se­karang evaluasinya. Feb­ruari tahun ini diluncurkan edu­­kasi ku­ri­kulumnya, se­karang sudah diuji co­bakan di 21 SMP. Bulan Februari 2016 semoga bisa diselesaikan bisa proses evaluasinya,” kata wanita yang akrab disapa Tituk ini.

Ia menambahkan, dari in­for­­masi yang diterima, ternyata ma­teri tersebut cukup digemari para siswa, sebab langsung ber­kaitan dengan keseharian.‎ Mi­saln­ya dalam peng­gunaan uang, menabung hing­ga men­da­patkan asuransi.

“Materi edukasi keuangan men­­jadi salah satu yang di­ge­­mari oleh siswa karna lang­sung ber­hu­bungan de­ngan kebutuhan hi­dup, untuk men­capai kehidu­pan yang lebih se­jahtera. Jadi selain buku yang disusun, juga ada alat peraga agar mereka mengerti antara ke­seim­ba­ngan teori dan praktek,” terangnya.

OJK juga turut memberi­kan edukasi kepada para guru de­ngan mekanisme TOT (Trai­ning of Trainers) kepada 68 guru dari 33 provinsi. Agar nantinya upaya mengedukasi para siswa dan siswi lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.“Karena guru ini me­nyam­pai­­kan anak didiknya. Setelah peluncuran nanti maka buku dan alat peraga ini bisa se­gera untuk diuji cobakan,” tu­kasnya.
(dtf)

Close Ads X
Close Ads X