Manuver Panigoro di Tambang Emas

Jakarta | Jurnal Asia
Pengusaha minyak Arifin Panigoro tengah bermanuver. Di tengah lesunya bisnis minyak bumi, taipan ini mengumumkan niatnya memborong mayoritas saham PT Newmont Nusa Tenggara.
Rabu (25/11) siang kemarin, Arifin Panigoro menemui Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli untuk melaporkan akuisisi saham Newmont. Ia menargetkan proses akuisisi ini bisa kelar pada Desember 2015.

Nilai transaksi untuk memboyong 76% saham Newmont sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp30 triliun (dengan kurs US$ 1=Rp13.600). “Transaksi ini menunjukkan pengusaha Indonesia mampu menjadi pemilik tambang besar di Tanah Air,” kata Rizal Ramli, dalam penjelasan tertulisnya, kemarin.

Arifin akan memborong mayoritas saham Newmont dari tiga pihak. Pertama, dia ingin membetot 56% saham Newmont milik Nusa Tenggara Partnership BV. Nusa Tenggara Partnership adalah konsorsium yang beranggotakan Newmont Mining Corporation asal Amerika Serikat dan Sumitomo Corporation Jepang.

Kemudian yang kedua, Arifin akan membeli 17,8% saham Newmont milik PT Pukuafu Indah, perusahaan milik keluarga mendiang Yusuf Merukh. Ketiga, Arifin akan membeli 2,2% milik PT Indonesia Masbaga.

Setelah transaksi kelar, Arifin Panigoro akan menguasai dan mengendalikan Newmont. Dia juga akan bersanding dengan Grup Bakrie yang sudah lebih dulu masuk ke Newmont.
Arifin berjanji akan berinvestasi membangun pabrik pemurnian tembaga atawa smelter pada tahun 2016. “Saat ini produksi Newmont sekitar 400.000 ton. Kami akan membangun smelter berkapasitas 500.000 ton per tahun, sekaligus persiapan bila tambang di sebelah ladang Batu Hijau berproduksi,” kata Arifin.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyemprit rencana ini. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral ESDM, Mohammad Hidayat, mengingatkan jika berminat membeli saham Newmont, Arifin harus melalui pintu Kementerian ESDM.

Sejauh ini, sumber dana untuk akuisisi ini masih tanda tanya. Hilmi Panigoro, adik kandung Arifin Panigoro, masih irit bicara soal akuisisi ini. Ia juga menyatakan, rencana itu di luar agenda PT Medco Energi Internasional Tbk. “Kami belum terlibat, juga belum diputuskan,” ungkap Hilmi, yang kini menjabat Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk.
Satu hal lagi yang juga harus jelas adalah kelanjutan divestasi 10% saham Newmont sehubungan dengan rencana Arifin itu. Sedianya, jatah ini akan dibeli pemerintah.

Berdasarkan situs resmi PTNNT, Kamis (26/11), para pemilik saham Newmont saat ini dikuasasi oleh empat grup besar yaitu, Nusa Tenggara Partnership BV (NTP), dari perusahaan nasional ada PT Multi Daerah Bersaing (PT MDB), PT Pukuafu Indah (PT PI), dan PT Indonesia Masbaga Investama.

Saat ini dari 56% saham milik Nusa Tenggara Partnership (saham asing), sebanyak 7% tengah dalam proses penawaran saham (divestasi) ke pemerintah. PTNNT alias Newmont sendiri, saat ini masih melakukan penambangan di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat. Newmont pertama kali menandatangani Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia pada 1986.

Newmont menemukan ceba­kan tembaga porfiri pada 1990, yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Setelah penemuan tersebut, dilakukanlah pengkajian teknis dan lingkungan selama enam tahun.

Kajian tersebut disetujui Pemerintah Indonesia pada 1996 dan menjadi dasar dimulainya pembangunan Proyek Tambang Batu Hijau dengan total investasi US$ 1,8 miliar. Proyek pembangunan tambang, pabrik dan prasarananya selesai pada 1999 dan mulai beroperasi secara penuh pada Maret 2000.

Batu Hijau merupakan cebakan tembaga porfiri dengan sedikit kandungan emas dan perak. Logam berharga ini tidak secara langsung dapat diperoleh karena bercampur dengan mineral lain yang tidak memiliki nilai ekonomis.

Cebakan porfiri diketahui hanya memiliki kadar yang rendah. Di Batu Hijau, setiap ton bijih yang diolah hanya menghasilkan 4,87 kilogram tembaga. Sedangkan rata-rata hasil perolehan emas jauh lebih sedikit, yaitu hanya 0,37 gram dari setiap ton bijih yang diolah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan sejumlah kecil logam yang dapat dijual.

Sementara, Juru Bicara Newmont, Rubi Purnomo sampai berita ini diturunkan belum dapat memberikan konfirmasi terkait rencana pembelian saham oleh Arifin Panigoro. Termasuk pihak MedcoEnergi sendiri masih belum dapat memberikan keterangan terkait hal ini. (kci-dc)

Close Ads X
Close Ads X