Jakarta | Jurnal Asia
Pengusaha nasional Arifin Panigoro dikabarkan mengincar saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Kabar ini mendorong harga saham salah satu perusahaan milik Arifin, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), melambung tinggi pada Kamis.
Seperti dikutip dari data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/11), harga saham MEDC naik cukup tinggi sejak pembukaan perdagangan. Bahkan, sahamnya sempat melompat 25 persen ke Rp1.450 per lembar dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin di Rp1.160 per lembar.
Menjelang penutupan perdagangan Kamis sore , harga saham perusahaan energi berada di Rp1.320 atau naik 160 poin setara 13,4 persen. Sahamnya juga aktif diperdagangkan dengan frekuensi transaksi 3.910 kali dan volume 164.721 lot senilai Rp22,6 miliar.
Kabar pembelian saham Newmont oleh Arifin ini, pertama kali disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli kemarin. Namun, Rizal sendiri tidak mengetahui detil transaksi ini, karena menurutnya ini hubungan business to business (B to B) antar perusahaan. “Itu mah business to business,” kata Rizal usai Pencanangan Gerakan Bersih dan Senyum di Kemenko Kemaritiman dan Sumber Daya, Jakarta, Kamis (26/11).
Sementara dari pihak MedcoEnergi belum laporan mengenai pembelian Newmont ini ke BEI. Pihak MedcoEnergi pun belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan. Seperti diberitakan di media, MEDC akan mengakuisisi 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), yang memiliki tambang di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat. Nilai transaksi saham itu mencapai sekitar US$2,2 miliar.
Pihak MEDC telah menandatangani nota kesepahaman dengan NNT terkait pengambilalihan saham dan berharap transaksi bisa dilakukan akhir 2015. Arifin Panigoro akan memborong mayoritas saham Newmont dari tiga pihak. Pertama, 50 persen dari Nusa Tenggara partnership BV, yang merupakan konsorsium antara Induk Newmont asal AS dan Sumitomo asal Jepang.
Kedua, Arifin akan membeli 17,8 persen saham Newmont milik PT Pukuafu Indah, perusahaan milik keluarga mendiang Yusuf Merukh. Ketiga, Arifin akan membeli 2,2 persen milik PT Indonesia Masbaga.
Harga saham MEDC sepanjang setahun terakhir ini memang membukukan imbal hasil (return) negatif 69,47 persen. Kinerjanya lebih buruk dibandingkan dengan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 10,67 persen dan indeks pertambangan yang minus 38,79 persen.
(dtf/bc)