Mulai 10 Desember 2015 | Harga Gas Industri Turun

Medan | Jurnal Asia
PT Pertamina Gas dan PT Per­usahaan Gas Negara (PGN) Tbk. menurunkan harga gas industri mulai 10 Desember. Harga disepakati dari US$13,86 per MMbtu menjadi US$12,22 per MMbtu. Kemudian terhitung pada 1 Januari 2016 harga gas industri di Sumut kembali turun menjadi 11,22 dolar AS/MMBTU.

Anggota Komite II DPD RI, Par­lindungan Purba mengatakan, setelah dilakukan diskusi dengan Sek­retaris Presiden RI, juga Ke­menterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), disepakati PT Pertamina Gas (Pertagas) me­nurunkan harga jual gasnya sebesar USD1,09 dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menurunkan USD0,55. Dengan harga jual sebesar 12,22 juta perstandar kaki kubik perhari atau Milion Metric British Terminal Unit (MMBTU), dari harga sebelumnya USD13,86 MMBTU.

“Selain itu, sesuai dengan ter­bitnya Peraturan Presiden (Perpres) tentang kebijakan harga gas bumi, per 1 Januari 2016 harga jual gas ke industri sebesar USD11,22 juta perstandar kaki kubik perhari,” katanya di Medan, Rabu (25/11).

Parlindungan menyebutkan, hasil pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti. Dengan melakukan pertemuan lanjutan di bawah koor­dinasi Kementerian Koordinator Per­ekonomian dan Sekretariat Wakil Presiden, dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Komite II DPD RI.

Sedangkan DPD RI sendiri mengusulkan upaya efisiensi di lini-lini produksi yang masih me­mungkinkan, antara lain dengan menyatukan sumber pasokan gas yang bersumber dari LNG maupun gas pipa kepada Pertamina, atau inovasi kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) dari Pertamina EP (Eksplorasi dan Produksi) ke Pertamina, serta pemanfaatan jaringan pipa gas distribusi oleh beberapa badan usaha.

Sementara, dalam pertemuan tersebut, pihak pengusaha pelaku industri di Sumut yang menggunakan gas masih kecewa dengan penetapan harga tersebut, karena masih ada perusahaan yang tidak mampu untuk berproduksi dengan harga di atas 10 dolar AS/MMBTU.

“Rencana pemerintah yang akan menurunkan harga jual gas industri Su­mut sebesar 2,5 dolar AS/MMBTU ha­nya dapat memperpanjang napas ind­ustri selama tiga bulan, setelah itu mati. Apigas mengharapkan peme­rintah pusat agar menetapkan harga gas Sumut kembali seperti semula yaitu 8,7 dolar AS/MMBTU, dan berlaku surut sejak 1 Agustus 2015,” kata Sekretaris APIGAS Sumut Nurbahagia.

Sementara itu, Ketua Apigas Su­mut, Johan Brien mengatakan bahwa pihaknya berharap agar har­ga gasa turun diangka USD 8,7 per MMBTU. Jikapun tidak bisa diangka tersebut, diharapkan harga gas industri hanya 1 digit atau tidak diatas USD10 per MMBTU. Karena jika terlalu mahal, maka akan banyak perusahaan pengguna gas tutup dan berdampak pada perekonomian nasional khususnya sumatera utara.

Harus Berkorban
Harga gas bumi di Sumatera Utara (Sumut) yang mencapai US$ 13-14/mmbtu sangat memberatkan industri di sana. Akibat mahalnya harga gas ini, biaya produksi menjadi tidak efisien, daya saing industri pun melemah. Untuk membantu dunia usaha, Kementerian ESDM menargetkan harga gas di Sumut bisa turun sampai US$ 2,5/mmbtu mulai Januari 2016.

Tapi, agar penurunan harga gas bisa mencapai US$ 2,5/mmbtu, semua pihak mulai dari pemerintah hingga BUMN seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) harus ‘berkorban’.

Dirjen Migas Kementerian ESDM, Wiratmaja Puja, meminta Pertamina menurunkan toll fee untuk pipa transmisi Arun-Belawan, dan PGN diminta menurunkan biaya distribusi gas. Diharapkan kedua BUMN tersebut bisa menurunkan toll fee dan biaya distribusi sebelum 10 Desember 2015.

“Terkait harga gas di Sumut yang cukup tinggi, kita terus bergerak untuk bisa menurunkan. Kira-kira bisa turun sampai US$ 2,5/mmbtu. Diharapkan 10 Desember ini bisa mulai turun dari biaya distribusi PGN dan toll fee Pertamina,” kata Wirat dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Rabu (25/11).

‎Toll fee untuk pipa gas Arun-Belawan sebesar US$ 2,53/mscfd (juta kaki kubik per hari) diharapkan bisa turun US$ 0,89/mscfd. Lalu biaya distribusi yang ditetapkan PGN sebesar US$ 1,6/mmbtu juga akan diturunkan. “Ini kalau kita mix (gabungkan) dengan penurunan harga gas di hulu turunnya sekitar US$ 2,5/mmbtu,” tukas Wirat.

‎Selain dari biaya distribusi PGN dan toll fee Pertamina, pemerintah juga berkorban dengan menurunkan harga gas di hulu mulai Januari 2016. Penurunan ini didapat dengan mengurangi pendapatan negara (government take) di hulu.‎ “Di Sumut itu ada yang kontrak hulunya di atas US$ 6/mmbtu. Nanti diberi stimulus supaya harga gasnya turun. ‎Awal Januari bisa turun government take-nya,” paparnya. (netty/dtf)

Close Ads X
Close Ads X