Harga Cabai Anjlok Petani Mengeluh

Langkat | Jurnal Asia
Harga cabai merah di tingkat petani di Kabupaten Langkat anjlok. Sebelumnya cabai merah yang dipanen petani Rp20.000 per kg, kini harganya turun menjadi Rp 17.000/kg. “Baru naik sedikit sudah turun lagi. Panen dua pekan lalu cabai kita masih dibeli dengan harga Rp 16.000 per kg, kemudian empat hari berikutnya naik menjadi Rp18.000 dan naik lagi pada Jumat pekan lalu menjadi Rp 20.000 per kg, tapi ini turun lagi menjadi Rp 17.000 per kg,” kata Jasman, salah seorang petani cabai asal Palu Baru Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Rabu (25/11).

Petani lainnya, Hari menambahkan, sesuai informasi yang diperoleh harga cabai di Tanah Karo belum ada penurunan. Padahal, saat ini Tanah Karo sedang panen cabai. “Saya baru menghubungi famili di Tanah Karo, harga cabai di sana tidak mengalami penurunan,” ujarnya.

Sementara itu Marjuki petani cabai asal Pulau Banyak Kecamatan Tanjungpura mengatakan, produksi cabai petani pada musim tanam September lalu dilakukan secara serentak di Langkat, Medan dan Karo. Tanamannya rentan akibat kabut asap. “Sulit kali musim tanam cabai tahun ini, tanaman cabai tak sempurna, banyak tanaman yang stres dan daun bulek akibat bencana kabut asap, sehingga sinar matahari tak tembus ke tanaman, akibat terhalang kabut asap,” tuturnya.

Marjuki menambahkan, akibat erupsi Sinabung produksi cabai anjlok. Anehnya, harganya ikut anjlok pula. Dia berharap, harga cabai di tingkat petani bisa normal kembali antara Rp 20.000-Rp 25.000 per kg. “Kalau Rp 20.000 masih sebanding dengan biaya perawatan untuk perlakuan tanaman, karena harga pestisida,fungisida dan pupuk mulai melambung,”ujarnya.

Pantauan Jurnal Asia kemarin, setiap harinya produksi cabai merah yang dihasilkan petani di Desa Pasar Rawa mencapai 400-800 kg. Cabai merah asal Pasar Rawa mendominasi pasar di Tanjungpura, Stabat, Pangkalan Brandan dan Kota Binjai.
(reza Fahlevi)

Close Ads X
Close Ads X