Jakarta | Jurnal Asia
Pesawat Batik Air nomor registrasi PK LBO dengan nomor penerbangan ID 6380 rute Cengkareng-Yogyakarta tergelincir saat mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta Jumat (6/11) pukul 15.05 WIB.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, JA Barata, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (6/11), menyatakan jumlah penumpang 160 orang terdiri dari 158 dewasa, dua anak, satu bayi, dengan lima awak kabin, dan dua pilot.
Secara terpisah, Manajer Humas Lion Group, Andy M Saladin, mengatakan pesawat tersebut dipiloti Kapten Oscar Mirza, didukung kopilot Dana Aviantara, beserta lima awak cabin dengan membawa sebanyak 160 penumpang. “Penumpang tidak ada yang cedera dan sudah dievakuasi ke terminal bandara,” kata Andy.
Ia menjelaskan, posisi pesawat ban depan yang keluar dari landasan paci dan ban belakang pesawat masih berada di atas landasan pacu. “Posisi pesawat saat ini masih dalam proses evakuasi dan kami masih menunggu informasi selanjutnya dari Yogyakarta,” katanya.
Warga di sekitar Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta mengaku, mendengar suara letusan seperti ban pecah, sebelum pesawat Batik Air tergelincir di ujung landasan pacu bandara. “Suara seperti ban meletus itu mas, saya lihat keluar pesawat sudah seperti itu,” kata salah seorang warga Desa Sorogenen, yang berada di sebelah bandara, Marni, Jumat (6/11). Marni mengatakan, keadaan cuaca pada saat kejadian memang sedang turun hujan deras disertai petir. “Hujan deras walau sebentar,” ujar dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memberikan peringatan dini cuaca ekstrim di wilayah DIY sebelum kejadian. Salah seorang penumpang, Soni mengatakan pesawat mendarat di Jogja sekitar pukul 15.00 WIB, saat itu proses pendaratan berjalan normal. Namun pesawat yang harusnya berhenti pelan-pelan tetap melaju hingga mendekati ujung landasan.
“Landasannya becek habis hujan, Yogya kan landasannya pendek, ketika landing jadi slip gitu. Sudah dibelokkan sama pilotnya ke kiri yang landasannya rumput dan aspal. Kalau lurus nyemplung kali, ujung landasan kali,” ucap Soni.
Penumpang kaget dan berteriak. Petugas membuka pintu darurat dan menurunkan penumpang dengan tangga darurat. Penumpang dijemput dengan bus untuk kemudian dibawa ke terminal bandara. “Turunnya pakai tangga darurat soalnya kan mendaratnya di rumput jadi tangga nggak bisa ke sana. Sekarang kondisi sudah biasa ada yang dikasih minum juga sama petugas. Penumpang juga sedang nunggu ambil bagasi,” katanya.
(ant-okz-dc)