Kongres Shun Clan di Medan Pembuka Pintu Kunjungan Wisman

1446347694_ARIFIN

ARIFIN3

ARIFIN4

ARIFIN5

ARIFIN6

ARIFIN8

ARIFIN9

ARIFIN10

ARIFIN11

ARIRIN13

Netty_1

Netty_2
Medan | Jurnal Asia
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengharapkan Kongres Internasional ke-23 Perkumpulan Marga Shun di Medan dapat menjadi “pintu awal” untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Pasalnya, ada sekitar 200 juta orang tersebar di seluruh dunia yang tergabung dalam 10 marga Tionghoa tersebut.

“Atas nama pemerintahan Indonesia, Kementerian Pariwisata berterima kasih dan mendukung pertemuan The 23 rd International Shun Clan di Medan. Tentunya, dengan potensi pariwisata di Indonesia, khususnya Sumatera Utara menarik minat para peserta kong­res sehingga dapat kembali datang meng­unjungi Indonesia,” katanya pada acara Kongres Internasional ke-23 Per­kumpulan Marga Shun di Gedung Me­dan International Convention Center di Jakan Gagak Hitam, Ringroad, Sabtu (31/10) malam.

Ia menegaskan, saat ini, pemerintah memberlakukan kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) bagi 90 negara, salah satunya adalah termasuk negara Tiongkok. Tentunya kebijakan Presiden Jokowi tersebut dapat memicu kedatangan wisatawan di Indonesia.

Dengan diberlakukan kebijakan bebas visa ke Indonesia ini, kata Arief, diharapkan wisman yang datang di tahun-tahun berikutnya terus meningkat. Terutama wisman dari Tiongkok yang tahun lalu mencapai 1 juta dan tahun ini sekitar 1,2 juta dan ke depan diharapkan dapat mencapai 2 juta wisman. Disebutkan, pada tahun 2015, target kunjungan wisman Indonesia mencapai 10 juta dan tahun 2016 dinaikkan menjadi 12 juta orang.

“Sedikitnya, ada sekitar 100 juta warga Tiongkok yang melancong setiap tahunnya ke seluruh dunia dan Indonesia masih kebagian relatif kecil atau hanya sekitar satu juta orang. Jadi memang potensi wisatawan RRT masih sangat besar untuk digarap Indonesia,” tuturnya.

Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi menyebutkan, Pe­­me­rintah Provinsi Sumut bangga dija­dikannya Kota Medan menjadi tempat pertemuan Shun Clan yang berkisar 2.000-an orang dari berbagai negara. Hal ini menandakan bahwa Sumut, khususnya Medan adalah daerah yang aman dan damai.

“Kalau tidak aman dan damai mana mungkin Medan terpilih, jadi ini satu kebanggaan tersendiri bagi kita. Kedua, lebih dari seribuan peserta dari sembilan negara yang datang, ini sekaligus menjadi ajang Sumut untuk mengenalkan potensi alam dan potensi ekonomi yang ada di Sumut,” katanya.

Lanjutnya, lahan perkebunan yang cukup besar serta Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Sumut serta pekerjaan infrastruktur menjadi lahan investasi. “Ini kita kenalkan juga kepada ribuan peserta. Kalau soal perdagangan sudah banyak kerjasama kita dengan beberapa negara yang ikut acara ini, tapi untuk industri belum terlalu banyak. Makanya, kita harap muncul kerjasama yang saling menguntungkan nantinya, apalagi akhir Desember kita akan menghadapi MEA,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Kongres sekaligus Ketua Marga Tan di Sumut yang bernaung di Yayasan Laut Mulia, Tansri Chandra mengatakan, dalam pertemuan dengan para ketua delegasi, ia mengajak warga dari 10 Shun Clan untuk melakukan kunjungan wisata ke Medan dan Sumatera Utara. Sumut ini memiliki potensi wisata yang jika dikembangkan akan menarik minat investor.
“Indonesia, khususnya Sumut dan Medan akan dikampanyekan melalui Konvensi Shun Clan Sedunia ini, sebagai daerah yang layak dikunjungi oleh wisa­tawan mancanegara. Tampaknya, mereka sangat berminat,” katanya didampingi Ketua Panita Pelaksana, Irvan dan Humas, Tomi Wistan.

Dari sisi sosial budaya, lanjutnya, In­donesia memiliki masyarakat yang heterogen namun dapat hidup ber­dam­pingan dan saling menghargai. Bhineka Tuggal Ika adalah semboyan Indonesia. Walaupun, berbeda tapi tetap satu. Ini menarik wisatawan asing untuk datang, karena masyarakat Indonesia adalah orang yang ramah, sopan dan santun dan dapat menghargai orang lain.
“Ragam kuliner Indonesia pun, menurutnya sebagai salah satu faktor yang layak untuk diperkenalkan kepada dunia. Dengan banyaknya budaya dan kreatifnya orang Indonesia, membuat Indo­nesia kaya dari sisi kuliner,” tegas­nya.

Sepintas tentang Shun Clan, adalah salah satu perkumpulan suku Tionghoa yang sudah tersebar di berbagai negara di dunia. Sedikitnya 10 marga dalam Shun Clan, yakni Marga Yu, Yao, Chen (Tan), Hu, Tian, Sun, Yuan, Lu, Che, Wang (Ong). Di dunia, persebaran ketu­runan Marga Shun ini sudah mencapai 200 juta orang dengan Kaisar Shun sebagai perintis keturunan.

“Dalam salah satu semboyan Shun Clan, memang anggotanya harus men­junjung sikap seperti pepatah “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. Jadi kami harus benar-benar jadi WNI yang baik yang ikut membangun bangsa dan negara,” katanya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X