Padi Terkena Banjir 1.168,5 Hektar

Sawah
Tanjungpura | Jurnal Asia
Bencana alam banjir berupa banjir kiriman dari wilayah hulu ke hilir tepatnya di wilayah Kecamatan Tanjungpura melalui sungai Sei Batang Serangan semakin meningkat. Tingginya debit air tersebut, membobolkan belasan titik tanggul (benteng sungai), sehingga merendami 1.168,5 hektar tanaman padi siap panen milik petani di Tanjungpura.

Selain tanaman padi, se­ratusan rumah warga juga di­genangi air akibat banjir. Di­perkirakan jumlah luas ta­naman padi dan rumah warga akan bertambah digenangi air, jika hujan di wilayah hulu turun lagi.

Informasi dihimpun Jurnal Asia, Sabtu, (24/10), penyebab naiknya debit air sungai di Tanjungpura disebabkan ting­ginya curah hujan di wilayah Hulu di Kabupaten Langkat seperti dari wilayah Kecamatan Batang Serangan dan Sawit Sebrang.

Banjir kiriman melalui sungai Sei Batang Seragan meningkat naik dan membobolkan tanggul lama, yang sebelumnya pada tahun lalu pernah terkena hal yang sama yaitu bencana alam banjir kiriman.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Tri Murni Desa Pematang Cengal Barat dan Kelompok Tani Brahman Cross Kecamatan Tanjungpura Kabupaten Langkat, Darmawan, kepada Jurnal Asia mengungkapkan, luapan air dari sungai Sei Batang Serangan merendami 315 hektar tanaman padi siap panen.

“Rencana petani di desa ini akan panen sekitar 10 hari lagi, namun padi mereka sudah terendam air, dan sudah banyak yang tumbang akibat diterpa arus air yang berasal dari luapan Sei Batang Serangan,” tuturnya sembari menambah dibeberapa petani di desanya sudah ada melakukan panen lebih dini, dikarenakan takutnya banjir tersebut makin besar atau ber­tambah.

Secara terpisah, Kepala Unit Pembantu Teknis Dinas Per­tanian di Tanjungpura, Ma­riono SP, ketika dikonfirmasi terkait berapa jumlah akurat tanaman padi terendam banjir di wilayah Kecamatan Tanjungpura mengatakan ada 1.168,5 hektar.

“Ada 7 desa areal pertanian ta­naman padi terkena bencana alam banjir, yakni di Desa Pe­­ma­tang Cengal Barat, Ba­ja Kuning, Pantai Cermin, Suka Maju, Kar­ya Maju, Desa Pematang Ce­ngal (Cengal Timur) dan Desa Pe­kubuan,” sebut Mariono.

Dibeberkan Mariono, tana­­man padi terendam banjir ada 315 ha di Desa Pematang Cengal Ba­­rat, dan umur tanaman itu ber­kisar 70-95 hari setelah tanam (hst). Kemudian di Desa Baja ada 62 ha, dan umur tanaman ber­kisar 65-95 harisetalah tanam.

Desa Pekubuan ada 86 ha, dan umur tanaman padinya antara 60-95 hari setelah tanam, Desa Karya Maju ada 170 Ha, dan padi itu berumur 25-60 hari setelah tanam, Desa Suka Maju ada 185 ha, dan umur tanaman antara 25-60 hari setelah tanam.

Kemudian, di Desa Pantai Cermin ada 47 ha, dengan umur tanaman padi 20-25 hari setelah tanam serta di Desa Pematang Cengal (Cengal Timur) ada sekitar 303,5 ha dengan umur tanaman padi 25-60 hari setelah tanam. “Kita berharap air secepatnya surut agar tanaman padi petani di Tanjungpura tidak Poso,” sebut Mariono lagi.

Kepala Wilayah Kecamatan (Camat) Tanjungpura Suriyanto SSos mengatakan, dampak ben­­­cana alam banjir kiriman me­­lalui sungai Sei Batang Se­ra­n­gan di Tanjungpura meng­ge­­nangi 7 desa dikawasan pe­me­rin­ta­hannya.

“Saat ini kita sudah ber­koor­dinasi dengan Bupati Langkat baik itu dari BPBD Langkat, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, ke­polisian setempat, Koramil setempat dan instansi lainnya tentang bencana alam banjir di wilayahnya,” beber Suriyanto seraya mengatakan, desa ter­parah akibat bencana alam ini adalah Desa Pematang Cengal Barat. Untuk itu, pihaknya akan mem­­bangun beberapa titik pos­ko dan dapur umur, berikut de­ngan posko kesehatan, katanya.
(reza fahlevi)

Close Ads X
Close Ads X