UKM Butuh Badan Agregator

Jakarta | Jurnal Asia
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong me­ng­atakan Indonesia se­harus­nya membutuhkan badan penyangga (agregator) untuk meningkatkan mutu Usaha Kecil Menengah (UKM) di Tanah Air. Ide itu didapat pria yang akrab disapa Tom Lembong ini ketika mengikuti per­temuan dengan para Men­teri Perdagangan Anggota G20 di Istanbul Turki.

Tom Lembong mengatakan, selama ini UKM di Indonesia terhalang oleh kemampuan produksi, sehingga sulit me­ nembus pasar di luar negeri. “‎Satu tekanan yakni banyak UKM khususnya untuk ekspor, sulit menjaga volume dan kualitas. Pemerintah baru sadar, apa yang diperlukan adalah agregator,‎” katanya di Menara Bidakara Jakarta, Kamis (8/10).

Tom menjelaskan, selama ini pembeli dari dalam negeri, terlebih untuk pasar ekspor selalu memesan produk dalam jumlah yang besar. Sementara, jika kemampuannya terbatas, pengusaha kecil menengah tersebut tentu tak bisa me­nyanggupi besarnya per­mintaan pembeli.

Melalui badan agregator tersebut para UKM di­kumpul­kan dan disatukan‎ agar dapat memenuhi pasar sesuai permintaan. Dengan begitu, kualitas dan mutu UKM nasional dapat terjaga.
“Mengumpulkan 20 hingga 30 UKM, menyatukan dan menjamin mutu. Karena pem­beli biasanya mau beli jumlah besar. Mereka butuh seseorang yang bisa dipegang untuk menjamin mutu. Nah, penengah ini yang kami pe­lajari untuk memperkuat,” kata dia.

Dalam pertemuan ter­sebut, Tom Lembong men­ceritakan, Pemerintah Turki memiliki misi untuk men­dorong inklusivitas. Salah satunya melalui perdagangan yang mendukung terciptanya lapangan kerja dalam jumlah besar.

“Nah inklusif itu adalah UKM. Ternyata di berbagai negara, negara kaya, miskin, UKM itu memang yang pa­ling banyak menyumbang lapangan kerja, berkontribusi paling besar terhadap eko­nomi dan partisipasinya dalam DHE cukup besar. Saya belajar banyak dari situ,” ujar dia.
(vv)

Close Ads X
Close Ads X