Paket Ekonomi Jilid III Diklaim Lebih Fokus

Jakarta | Jurnal Asia
Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) kemarin meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid III. Paket kebijakan tersebut dinilai lebih fokus karena menyasar ke berbagai se “Paket ekonomi ini cukup memberi semangat. Pemerintah kelihatan lebih fokus mendorong ekspor, industri manufaktur, UMKM, dan industri kreatif,” kata Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, dalam risetnya, Kamis (8/10).

Menurutnya, koordinasi antara pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan OJK dan BI sudah semakin baik sehingga menghasilkan kebijakan yang saling berkesinambungan. “Ada koordinasi yang lebih baik dari OJK, BI dan Pemerintah untuk menghasilkan kebijakan yang selaras di sektor-sektor tersebut,” ungkapnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, menilai paket kebijakan ekonomi tahap I, II dan III yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu semakin fokus dan tajam. “Paket-paket ini semakin lama semakin tajam, semakin fokus dan semakin ada dampaknya,” katanya seusai melakukan orasi dalam peringatan Dies Natalis Universitas Jayabaya di Jakarta, Kamis (8/10).

Meski besaran nilainya masih di­perdebatkan, mantan Menko Per­ekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menilai paket yang ada perlu diapresiasi. “Yang penting sudah ada niat agar rakyat juga merasakan. Jangan hanya paket buat pengusaha doang,” katanya.

Pemerintah pada Rabu, mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang melengkapi dua paket kebijakan yang dikeluarkan pada September lalu. Dalam dua paket kebijakan terdahulu, pemerintah fokus melakukan deregulasi guna memperbaiki iklim usaha dan mempermudah perizinan usaha di Indonesia.

Paket kebijakan ekonomi tahap III fokus pada tiga wilayah kebijakan yaitu mengenai penurunan tarif bahan bakar minyak, listrik dan gas; penyederhanaan izin pertanahan untuk kepentingan investasi; serta perluasan penerima kredit usaha rakyat (KUR). “Dengan penurunan ini, tentu membantu. Memang tidak sebesar yang diharapkan. Mudah-mudahan tahap berikutnya ada manfaat yang lebih besarnya,” kata Rizal.

Sementara itu, Bank Indonesia Per­wakilan Pekanbaru menilai paket kebijakan ekonomi jilid III yang telah dikeluarkan pemerintah pusat mampu mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pekanbaru, Irwan Mulawarman, mengatakan saat ini nilai tukar rupiah yang terus menguat ke posisi di atas Rp13.900 saat ini salah satunya didorong oleh paket kebijakan ekonomi jilid III.

“Ada pengaruhnya, karena pada jilid III ini pemerintah menurunkan harga solar, tarif listrik, dan kemudahan kredit usaha rakyat, dan kebijakan ini memang langsung menyentuh pada dunia usaha,” katanya, Kamis (8/11).

Irwan mengatakan dari kebijakan pemerintah ini, pengusaha mendapatkan dorongan positif dari hulu hingga ke hilir yaitu turunnya biaya operasional usaha dari penurunan harga solar, lalu ditambah penurunan tarif listrik industri.

Selain pengaruh dari dalam negeri, dia juga menilai penguatan nilai tukar rupiah juga disebabkan faktor eksternal, yaitu membanjirnya investor dari Amerika Serikat ke pasar modal dalam negeri serta di sektor surat berharga seperti surat utang. Kondisi ini menurut dia, disebabkan pasar saham nasional dinilai masih murah oleh investor luar negeri sehingga layak untuk dibeli dan akhirnya mendorong dolar masuk ke pasar nasional.

Irwan menilai penguatan nilai tukar rupiah akan tetap terjadi selama kebijakan pemerintah di tingkat pusat memberikan rasa aman bagi investor sehingga mereka mau menanamkan modalnya di dalam negeri. (dc-bc) ktor.

Close Ads X
Close Ads X