Lahan Kekeringan, Petani Tanam Palawija

Bantul| Jurnal Asia
Pemerintah Kabupaten (Pem­­kab) Bantul Daerah Is­timewa Yogyakarta masih fokus pada upaya mengatasi ke­keringan lahan pertanian dan belum membahas solusi untuk membantu peternak yang mengalami kesulitan mendapatkan pakan. Para petani diarahkan untuk menanam palawija yang relatif tidak terlalu tergantung pada air.

“Kami masih fokus mengatasi kekeringan lahan pertanian ka­rena kemarau panjang ta­hun ini dan belum sampai ke pakan ternak,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pem­kab Bantul Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Senin (5/10).

Ia mengakui produksi pakan te­rnak di wilayah Bantul terutama daerah perbukitan berkurang drastis bahkan sulit didapat karena hijauan atau rumput yang biasa untuk pakan ternak mengering sebagai dampak dari kemarau panjang.

Partogi mengatakan belum adanya upaya mencari solusi kesulitan pakan ternak tersebut karena peternak masih bisa mendapatkan pakan dengan membeli rumput yang dijual warga di wilayah Bantul lainnya maupun pakan pabrikan.

“Apalagi sekarang ini rata-rata peternak masih belum mengerti, kalau petani menanam palawija seperti jagung di musim kemarau yang justru hasil panennya bisa dijual sebagai pakan, ini bisa dimanfaatkan peternak,” katanya.

Bahkan, kata dia, kalau peternak memaksimalkan ta­naman palawija untuk pakan ter­nak, ia optimistis peternak di Bantul tidak kesulitan mendapatkan pakan saat musim kemarau.
Sementara itu peternak sapi asal Dlingo Bantul, Samsul Malik me­ngatakan sudah sebulan terakhir dirinya kesulitan mendapat pakan ternak karena semua tanaman dan rumput gajah dan kolonjono yang biasa dimanfaatkan sebagai pakan ternak mengering.

Ia mengatakan karena ke­su­litan mencari rumput maka dirinya terpaksa membeli pakan siap pakai yang dijual warga di daerah dataran rendah dengan harga yang relatif mahal ketimbang mencari rumput sendiri.

“Sudah satu bulan ini saya mem­beli pakan (rumput), harga per ikatnya rata-rata Rp10.000, ada yang berisi daun pohon jagung, juga ada rumput,” kata Samsul. Ia yang mempunyai empat sapi dan dua kambing di kandang miliknya, setiap hari menghabiskan tiga sampai empat ikat pakan yang kemudian dicampur dengan konsentrat.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X