Kunjungan Wisman Tiongkok Bebas Visa | Garuda Incar Penerbangan Kualanamu-Shanghai

Jakarta | Jurnal Asia
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., tengah melirik potensi pem­bukaan penerbangan lang­sung dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang menuju salah satu ban­dara di China. Vice President Regional I Su­matra Garuda Indonesia Rizal Pahlevi menuturkan potensi kun­jungan wisatawan man­canegara asal China ke Sumut, khususnya cukup besar. Apalagi, saat ini Bandara Kualanamu menjadi hub inter­nasional berbagai destinasi di Sumatra.

“Sekitar 2 minggu lalu, ada charter flight dari Tiongkok yang masuk ke Kualanamu. Kami melihat ini sebagai peluang besar. Kami juga sudah melakukan survei, sebagian besar wisman ke Danau Toba misalnya, itu dari Tiongkok juga. Apalagi kami sudah memetakan beberapa des­tinasi utama di Sumatra yang bisa menjadi daya tarik seperi Sabang, Lhoksumawe, dan Danau Sing­karak,” tutur Rizal, Kamis (27/8).

Rizal menyebutkan pihaknya tengah mengincar penerbangan langsung Kualanamu menuju Shanghai atau Kanton. Berdasarkan data BPS, pada Juni 2015, kunjungan wisman ke Sumut mencapai 17.754 kun­jungan, atau turun 10,98% di­bandingkan dengan bulan se­belumnya.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah tersebut juga me­rosot 19,08%. Kunjungan wis­man dari Malaysia masih merupakan yang terbesar yaitu 9.957 kunjungan atau 56,08% dari total wisman yang berkunjung ke Sumut.

Adapun, jumlah wisman asal China mencapai 3.054 kunjungan pada Januari-Juni 2015 atau naik 26,77% dari periode yang sama tahun lalu 2.04 kunjungan. Kontribusi kunjungan wisman China yakni 2,56%.

“Jadi untuk tahun ini fokus kami akan menjajaki penerbangan langsung ke Tiongkok dan Aus­tralia. Mudah-mudahan dalam waktu singkat dapat te­realisasi. Selain itu pasar Eropa juga cu­kup menjanjikan karena ba­nyak ekspatriat yang tinggal di Su­matra,” kata Rizal.

Kunjungan Wisman Tiongkok Bebas Visa
Kebijakan bebas visa kun­jungan wisata bakal menjadi salah satu faktor yang mendorong minat masyarakat di Tiongkok untuk berkunjung ke Indonesia, terutama saat musim liburan di negara itu tiba.

Deputi Bidang Pemasaran Pa­­ri­wisata Mancanegara Ke­men­terian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pi­tana menyatakan, ke­bi­jakan bebas visa menjadi sa­lah satu daya tarik wisatawan man­ca­negara (wisman) Tiongkok untuk ber­kunjung ke Indonesia.

“Pertumbuhan wisman asal Tiong­kok menjadi yang tertinggi pada semester pertama tahun ini. Dengan adanya bebas visa kami yakin akan semakin mendorong mereka untuk datang ke Indonesia,” katanya di Jakarta, Kamis (27/8).

Pemerintah sendiri menar­get­kan tahun ini mampu men­­jaring 2 juta wisman Tiong­kok. Data BPS dan Asdep Pe­ne­litian dan Pengembangan Ke­bijakan Pariwisata Kemenpar menyebutkan, kunjungan wis­man berkebangsaan Tiongkok pada Juni 2015 mengalami pertum­buhan tertinggi, yakni 26,64%.

Posisi berikutnya ditempati wis­man asal Inggris 19,02%, In­dia 9,87%, Jerman 7,07%, dan Taiwan 3,86%. Sedangkan secara kumulatif (Januari-Juni) 2015, kunjungan wisman yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni Tiongkok 19,86%, India 12,79%, Inggris 8,15%, Mesir 4,85%, dan Korea Selatan 4,04%.

Ada pun kunjungan wisman pada semester I/2015 tercatat, wis­man berkebangsaan Singapura se­banyak 736.508 wisman me­­nem­pati urutan pertama, se­dangkan Malaysia sebanyak 606.478 wisman menempati urutan kedua, dan Tiongkok se­banyak 541.511 wisman menem­pati urutan ketiga. “Namun wisman Tiongkok pada semester ini menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 19,86% dibanding periode tahun sebelumnya,” katanya.

Director of Marketing Pro Bali Tour Shanghai Leon Yang me­ngatakan, selama ini paket wisata ke Indonesia khususnya Bali menjadi destinasi favorit bagi masyarakat Tiongkok untuk segmen menengah ke atas. “Bebas visa ke Indonesia menjadi kelebihan tersendiri saat kami memasarkan paket ke Indonesia. Itu bahkan menjadi ‘top title’ dalam pamflet promosi kami,” katanya.

Kini, kata dia, dengan adanya insentif dari pemerintah Indonesia berupa “no visa to entry” maka calon wisatawan dengan mudah dan tanpa ragu memilih Indonesia untuk dikunjungi.
Di Shanghai misalnya, ada sekitar 10 biro perjalanan yang menjual paket wisata ke Indonesia yang sebagian menjadikan Bali sebagai tujuan utama. “Orang di Tiongkok lebih suka pantai dan laut karena mereka umumnya tinggal jauh dari laut,” katanya.

Bahkan untuk menampung tingginya minat masyarakat berkunjung ke Indonesia setelah kebijakan bebas visa itu, para pelaku industri pariwisata di Tiongkok membeli charter flight ke Indonesia.

Untuk musim tahun baru Imlek mendatang, para pelaku industri di Shanghai sudah membeli tiga charter flight ke Indonesia. Indonesia khususnya Bali menjadi destinasi favorit kaum menengah ke atas di Shanghai, maka dengan adanya kebijakan bebas visa harga paket bisa dipangkas selain membuat perjalanan semakin simpel bagi calon wisatawan.

Ia mengakui harga paket ke Bali dua kali lipat harga paket wisata ke Bangkok. “Ke Bangkok dengan RMB200-300 bisa, tapi untuk ke Bali harga paket bisa sampai RMB700-1000,” katanya.
Namun Bali tetaplah impian bagi banyak orang di Shanghai karena memiliki lebih banyak pantai yang indah dan pusat belanja termurah yang paling difavoritkan oleh masyarakat Tiongkok.
“If you want to save the money go to Bangkok, but if you want to spend the money go to Bali,” katanya. (bc/kc)

Close Ads X
Close Ads X