Dolar Menguat, Harga Cpo Merosot | Dprd Sumut akan Turun Tangan

Medan| Jurnal Asia
Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/cpo) yang terus merosot ketika nilai tukar dollar AS menguat terhadap rupiah, membuat membuat kalangan legislatif di DPRD Sumut heran. Mereka curiga, ada praktik kartel dalam bisnis komoditas agroindustri penting itu.

Salah satu kecurigaan disampaikan anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Sumatera Utara Arripay Tambunan di Medan. “Ada paradoks yang terjadi sehingga memunculkan indikasi praktik kartel,” katanya di Medan, Kamis (27/8).

Menurut Arripay, CPO adalah komoditas ekspor yang dalam perdagangan internasional selalu mempergunakan dolar AS dalam pembayarannya. Selama ini, kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah selalu membawa pengaruh positif terhadap harga komoditas ekspor tersebut.

Namun belakangan ini, terjadi paradoks karena harga CPO justru semakin merosot ketika nilai tukar dolar AS mengalami penguatan terhadap rupiah. “Kondisi paradoks itu yang mengisyaratkan adanya praktik kartel,” katanya.

Politikus PAN itu menilai, indikasi adanya praktik kartel terhadap perdagangan CPO tersebut semakin kuat karena instrumen pemerintah terkesan tidak mampu mengendalikan harga komoditas tersebut.

Ia mengatakan, fenomena lain yang cukup mengkhawatirkan dalam perdagangan CPO di Sumatera Utara berupa adanya permainan dalam penimbangan. Karena itu, Komisi B DPRD Sumatera Utara berencana melakukan peninjauan dan inspeksi mendadak ke sejumlah lokasi penjualan CPO.

Pihaknya tidak menginginkan adanya praktik penipuan dalam penimbangan CPO dan ingin memastikan timbangan yang digunakan sesuai dengan standar SNI. “Jangan sampai petani CPO semakin menderita. Sudah jatuh tertimpa tangga lagi,” kata Arripay.

Terus Merosot
Tak hanya di Sumatera Utara. Kondisi tak jauh berbeda terjadi di Jambi. Dikabarkan, harga minyak kelapa sawit mentah, inti sawit dan Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di kawasan itu. Pejabat Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Putri Rainun, menyebut untuk harga TBS kelapa sawit usia tanam tiga tahun keatas pada sepekan ini mengalami penurunan Rp95,00 per kilogram dari Rp980,00 menjadi Rp885,00 per kilogram.

Sementara itu untuk harga inti sawit turunan sebesar Rp35,00 per kilogram dari Rp3.018,00 menjadi Rp2.667,00 per kilogram, dengan Indeks K yang dipakai adalah 86,57 persen. Berikut harga lengkap TBS untuk usia tanaman tiga tahun Rp885.00 per kilogram, usia tanam empat tahun Rp937,00 per kilogram.

Untuk usia tanam lima tahun Rp981,00 per kilogram dan enam tahun Rp1.022,00 per kilogram, kemudian harga TBS sawit usia tanaman tujuh tahun Rp1.048,00 per kilogram. Usia TBS delapan tahun senilai Rp1.070,00 per kilogram dan sembilan tahun Rp1.091,00 per kilogram.

Sedangkan untuk usia tanaman sepuluh hingga 20 tahun, harganya mencapai Rp1.123,00 per kilogram, usia tanam 21-24 tahun Rp1.088,00 per kilogram dan di atas 25 tahun Rp1.036,00 per kilogram. Harga CPO, TBS dan inti sawit tersebut ditetapkan oleh tim perumus dalam rapat yang dihadiri pihak pengusaha sawit, koperasi maupun kelompok tani sawit setempat.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X