Juli 2015, Inflasi Sumut Mencapai 0,78 Persen

Medan | Jurnal Asia
Inflasi Juli 2015 di Sumatera Utara (Sumut) tercatat 0,78 persen lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 0,93 persen. Kelompok bahan makanan menjadi penyumbang tertinggi inflasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, kelompok bahan makanan naik 1,76 persen. Kenaikan disumbang oleh kenaikan harga cabai merah naik 8,88 persen, ikan dencis harganya naik 8,21 persen dan daging sapi naik 5,07 persen. Selain itu, tarif angkutan udara naik 8,03 persen, tarif sekolah dasar naik 5,22 persen, tarif sekolah menengah atas naik 4,82 persen serta kontrak rumah harganya 0,79 persen.

Kepala Bidang Statistik BPS Sumut, Bismark S Pardamean mengatakan, secara umum per­kembangan harga barang dan jasa menunjukkan kenaikan khususnya pada kelompok ba­han makanan namun per­ge­rakannya ternyata tidak setinggi diperkirakan. “Seperti cabai merah, bawang merah yang sudah naik sejak Mei dan terus berlanjut hingga bulan lalu ternyata tidak mendongkrak inflasi pada Juli,” katanya kepada wartawan di Medan, Senin (3/8).

Dikatakannya, pada empat kota indeks harga konsumen (IHK), seluruhnya mengalami inflasi yakni di Pematangsiantar sebesar 0,06 persen, kemudian Sibolga sebesar 1,52 persen, Medan 0,82 persendan Pa­dangsidimpuan 1,10 persen.

Laju inflasi selama Juli ini menyebabkan inflasi kumulatif sepanjang tahun sebesar 1,79 persen atau jika dilihat berdasarkan year on year (yoy) sebesar 7,82 persen.
“Di Sibolga dan di Medan, paling tinggi disumbang oleh cabai merah. Sementara di Padangsidimpuan, inflasi di­sumbang dencis sedangkan di Pematangsiantar berbeda sendiri karena inflasi justru disumbang rokok,” ujarnya.

Kepala BI Perwakilan Wilayah Sumut, Difi A Johansyah me­ngatakan, inflasi pada Juli ini sesuai perkiraan BI sebelumnya yakni lebih rendah karena indi­kasinya kenaikan harga sudah terserap pada Juni 2015.

“Kami sudah perkirakan akan terjadi peningkatan inflasi pada Juli namun tidak akan setinggi Juni karena kenaikan harga sudah terjadi jelang Ramadhan jadi jelang Lebaran (kenaikannya) tidak tinggi. Perkiraan kami, besaran inflasi Juli akan lebih rendah dari Juni 2015,” katanya.

Dengan besaran inflasi di bawah 1 persen ini, lanjut dia, pihaknya memperkirakan karena kenaikan harga yang terjadi pada Juli lalu belum setinggi diperkirakan. Sebelumnya BI berharap kenaikan sudah maksimal terjadi pada Juni sehingga Juli mendatang kembali turun dan inflasi tercatat rendah.

“Melihat tingkat inflasi Juni, kami perkirakan kenaikan harga belum terjadi maksimal sehingga dikhawatirkan Juli mendatang masih akan terjadi inflasi namun kemungkinan besar masih akan sama dengan Juni,” pungkasnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X