Stimulus BI Dongkrak Kredit Perbankan

Palembang | Jurnal Asia
Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan yang terjadi pada paruh pertama tahun ini memang bukan kejutan. Ini sebagai refleksi dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pun demikian, Bank Indonesia (BI) optimistis untuk terus menggerakkan per­tumbuhan industri perbankan.

Salah satu cara, yakni dengan menelurkan kebijakan yang pro terhadap aliran kredit. “Terutama mendorong pertumbuhan kredit di segmen usaha mikro, kecil dan menengah. Standar kebijakan kami nantinya memungkinkan bank lebih ekspansif di semester kedua,” tutur Agus Martowardojo, Gubernur BI usai Seminar Nasional Laporan Perekonomian Indonesia, Palembang, Kamis (30/7).

Namun, ia mengingatkan, pelaku industri juga tetap ha­rus memperhatikan rasio kre­dit bermasalah alias Non Per­forming Loan/NPL yang me­nun­jukkan tren meningkat be­berapa bulan belakangan. Sekadar informasi, berdasarkan data BI, NPL industri perbankan terkerek naik menjadi 2,6% di semester pertama ini. Kendati begitu, angka itu masih jauh dibawah ketentuan sebesar 5%.
Yang pasti, ia melanjutkan, kebijakan BI akan lebih men­jaga nilai tukar rupiah yang mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia, menjaga batas volatilitas yang sehat dengan cadangan devisa yang memadai. “Namun, stabilitas sistem keuangan sebagai salah satu yang harus terus dijaga oleh otoritas fiskal, moneter maupun sektor riil,” terang dia.

Industri perbankan sendiri, menurut dia, telah menerima berbagai relaksasi. Yang ter­baru, terkait kebijakan Loan to Value (LTV) untuk kendaraan bermotor dan pemilikan rumah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diharapkan, relaksasi terkait pelonggaran LTV akan mulai terlihat dampaknya pada paruh kedua ini.

Optimisme BI terhadap per­baikan pertumbuhan kredit perbankan ini bukan isapan jempol. Seiring dengan realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah akan banyak terjadi pada paruh kedua ini. “Ini akan menggerakkan ekonomi. Kalau ekonominya bergerak, kebutuhan kredit pasti me­ningkat,” pungkasnya.

Sebelumnya, Nelson Tam­pubolon, Kepala Eksekutif Pe­ngawas Perbankan OJK me­ngatakan, tren perlambatan kredit perbankan yang terjadi di sepanjang enam bulan pertama ini membuat otoritas merevisi pertumbuhan kredit perbankan di sepanjang tahun ini. Yakni, dari rencana awal di kisaran 16%-17% menjadi hanya 13%-15%.
(kc)

Close Ads X
Close Ads X