Jakarta | Jurnal Asia
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan peningkatan rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) meningkat 0,8 persen. Hingga semester I-2015, NPL gross BNI mencapai 3 persen.
Sedangkan pada semester I-2014 NPL tercatat 2,2 persen. Di sisi lain, BNI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp288,7 triliun pada semester I-2015. “Kredit BNI tumbuh 12,1 persen dari periode yang sama tahun lalu atau sedikit di atas pertumbuhan kredit industri perbankan Indonesia yang mencapai 10,4 persen,” papar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Gedung BNI, Kamis (30/7).
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kondisi bisnis BNI yang solid di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu beberapa waktu terakhir ini. “Pertumbuhan kredit tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan pinjaman kepada BUMN yang naik 23,9 persen atau menjadi sebesar Rp50,5 triliun,” jelasnya.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Semester I 2015 ini BNI fokus pada upaya menghimpun dana murah atau CASA (Current Account Saving Account). DPK BNI Semester I 2015 mencapai Rp327,3 triliun atau tumbuh 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Dari total DPK tersebut komposisinya masih didominasi komponen dana murah sebesar 63,2 persen lebih besar dibandingkan Semester I 2014 yang hanya 61,1 persen. (oz)