Industri Pipa Terimbas Lesunya Bisnis Migas

Jakarta | Jurnal Asia
Jebloknya harga minyak dunia membuat kegiatan eksplorasi minyak dan gas (migas) menurun, sehingga berdampak terhadap turunnya permintaan pipa migas. Bila kondisi ini terus berlangsung dalam dua tahun, maka industri pipa migas terancam tutup.

Ketua Asosiasi Produsen OCTG & Accesories (PROA), Muliana Sukardi, mengatakan industri pipa migas saat ini tengah lesu. “Permintaan sedang turun karena industri migas sedang lesu,” ujar Muliana, Senin (27/7).

Menurutnya, banyak perusahaan migas sekarang menunda ekspansi dan kegiatan eksplorasi di tengah anjloknya harga minyak dunia. Sekretaris Jenderal PROA, Soelasno Lasmono, mengatakan menurunnya permintaan itu sudah terjadi sejak akhir 2013. “Dulu waktu harga minyak masih tinggi, permintaan kami bisa sekitar 200.000 ton per tahun. Tahun 2013 turun menjadi sekitar 165.000 dan turun terus sampai sekarang dibawah 10 persen dari 200.000 ton,” ujar Soelasno.

Ada pun kapasitas 12 perusahaan pipa migas yang tergabung dalam PROA mencapai 1,2 juta ton. Dengan begitu, banyak kapasitas yang tidak terpakai. “Permintaan 200.000 ton saja kami masih kelebihan pasokan, apalagi saat ini permintaan merosot,” ujar Soelasno. (kt)

Close Ads X
Close Ads X