Medan | Jurnal Asia
Devisa karet alam Sumatera Utara hingga Mei 2015 masih tetap turun hingga 30,26 persen dari periode sama tahun lalu atau menjadi 491,302 juta dolar AS. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Jumat, mengatakan pada Januari-Mei tahun 2014 devisa dari karet alam sudah mencapai 704,515 juta dolar AS. “Penurunan devisa karet dan barang dari karet itu akibat volume dan harga ekspor yang melemah,” katanya.
Penurunan devisa dari golongan barang itu terjadi untuk semua negara tujuan ekspor mulai Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, hingga India. Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan, secara volume ekspor karet Sumut turun 10,39 persen.
Pada Januari-Mei 2014, ekspor karet Sumut sudah mencapai 202.520 ton, sementara pada periode sama tahun 2015 tinggal 181.480 ton.Penurunan ekspor itu terjadi setiap bulan. Pada Mei misalnya terjadi penurunan 20,51 persen menjadi 31.290 ton dari 39.360 ton pada April. Harga yang terus turun membuat eksportir juga menahan penjualan di tengah permintaan yang memang masih sepi. Harga karet ekspor karet SIR20 misalnya hanya di kisaran 1, 560 dolar AS per kg. (ant)