Kesenian Klasik Jegog Meriahkan Pesta Kesenian Bali

Seniman menampilkan tarian tradisional dalam pergelaran kesenian partisipasi Provinsi Nusa Tenggara Timur di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya Denpasar, Selasa (30/6). Tarian tradisional tersebut merupakan tarian perang di NTT. ANTARA FOTO/Wira Suryantala/nym/foc/15.
Seniman menampilkan tarian tradisional dalam pergelaran kesenian partisipasi Provinsi Nusa Tenggara Timur di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya Denpasar, Selasa (30/6). Tarian tradisional tersebut merupakan tarian perang di NTT. ANTARA FOTO/Wira Suryantala/nym/foc/15.

Denpasar| Jurnal Asia
Sekaa (Grup) Jegog Purwa Gita Desa Dangin Tukad Daya, Kabupaten Jembrana, Bali barat menampilkan kesenian kerawitan klasik jegog dan tari memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya Denpasar, Selasa (30/6).

“Sekaa Jegog Purwa Gita baru pertama kali pentas di ajang aktivitas seni tahunan ini, namun sebelumnya pernah mengukir prestasi gemilang sebagai juara lomba kerawitan klasik jegog se-Kabupaten Jembrana tahun 2014 sehingga dipilih mewakili Jembrana,” ujar ketua grup kesenian tersebut I Made Dwi Purwita.

Duta seni Kabupaten Jembrana tampil di panggung Kalangan Ayodya, melibatkan 30 seniman yang terdiri dari 20 penabuh dan 10 penari, dengan mendapat antusiasme penonton yang memadati panggung pertunjukan tersebut.

Ia mengatakan, Kabupaten Jembrana yang dikenal dengan kesenian Mekepung dan Jegog mebarungan, sehingga duta seni Bali barat itu mampu tampil maksimal. Sekaa Purwa Gita me­nampi­lkan tari kreasi “Nandur Padi” (menanam padi) yang me­nceritakan aktivitas para petani yang sedang mem­persiapkan diri menuju sawah dan kehidupan sosial masyarakat kabupaten Jembrana semua latar belakang petani.

Tabuh kreasi Kiang Gliduh yang diceritakan seseorang yang berhati mulia yang ingin mewujudkan harapan membangun Jembrana khusus­nya dalam bidang seni kerawitan. Tari ibing-ibingan pada awal­nya tari ini disebut Joged Bumbung oleh karenanya penari putri dan instrumennya pokoknya disebut bumbung yang dibuat dari bambu dan penari laki-laki disebut pengibing.

Dwi Purwita menambahkan sekaa ini berdiri pada tahun 1986 dan seniman yang ikut berpartisipasi pada sekaa ini mulai dari anak-anak sampai dewasa yang memiliki hobi dan yang berkeinginan belajar menari dan tabuh.

“Persiapan latihan yang tidak dijadwalkan karena kebanyakan seniman sekaa ini masih duduk di bangku sekolah agar tidak mengganggu kegiatan sekolah.” imbuhnya. Pementasan seniman dari Sekaa Purwa Gita duta Kabupaten Jembrana merupakan salah satu pementasan yang tampil pada PKB ke-37 yang berlangsung dari pagi, siang hingga malam hari di lima pementasan seni yang berbeda. (ant)

Close Ads X
Close Ads X