Telur Bisa Berdiri Sendiri Saat Peh Cun

Medan | Jurnal Asia
Puluhan peserta lomba berdirikan telur tampak antusias mengikuti lomba yang digelar Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) saat festival Bakcang dan Barongsai di Komplek CBD Polonia, kemarin. Rata-rata peserta dapat mendirikan sebutir bahkan sampai 4 butir telur.

Ketua Panitia, Joko Dharmadi didampingi Wakil Ketua, Solihin Candra mengatakan, pada saat perayaan Peh Cun bertepatan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar sekitar pukul 11.45 WIB hingga 12.00 WIB ada fenomena alam yang unik. Di antara waktu tersebut, biasanya banyak masyarakat khususya etnis Tionghoa mencoba membuat sebutir telur mentah “berdiri” sehingga bagian yang lebih panjangnya dapat terus tegak di arah vertikal tanpa penahan apapun.

“Fenomena unik ini selalu terjadi pada saat Peh Cun, karenanya panitia menggelar lomba mendirikan telur pada festival Bakcang dan Barongsai tahun ini. Kuatnya pengaruh gravitasi matahari terhadap bumi membuat sebuah telur bisa berdiri,” katanya, Sabtu (20/6).

Namun, kata Joko, tidak semua peserta lomba yang dapat mendirikan telur dengan benar. Sebenarnya, selain gravitasi bumi yang kuat untuk membantu telur tersebut bisa berdiri, yang dibutuhkan adalah konsentrasi dan kesabaran dari para peserta.

“Ada kepercayaan yang mengatakan, bagi yang bisa mendirikan telur saat Peh Cun akan mendatangkan berkah. Namun pada intinya, kegiatan ini untuk terus melestarikan kebudayaan Tionghoa di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.

Dijelaskan Joko, selain lomba mendirikan telur, ada juga perlombaan barongsai yang diikuti oleh 9 tim barongsai. Tujuan dari festival ini adalah mengangkat kembali seni barongsai yang merupakan seni dari budaya Tionghoa yang ada sejak ribuan tahun lalu.

“PSMTI berupaya terus menjaga kelestarian budaya Tionghoa di mana pun berada. Harapan kita, kebudayaan ini bisa diterima masyarakat Indonesia dan memperkaya kebudayaan yang sudah ada di Indonesia,” terangnya.

Salah seorang peserta lomba berdirikan telur, Silvia mengatakan, dari 5 butir telur yang disediakan panitia, 4 butir diantaranya bisa ia berdirikan. Diakuinya, sulit-sulit gampang untuk melakukan hal tersebut.

“Saya juara satu untuk peserta perempuannya. Dari 5 butir telur, ada satu yang tidak bisa dibedirikan. Yang terpenting, konsentrasi dan kesabaran dan selebihnya keberuntungan,” katanya seraya tersenyum. (netty) TARIAN PADA PERAYAAN BAKCANG (3)

Close Ads X
Close Ads X