Singapura | Jurnal Asia
Timnas Indonesia U-23 harus mengubur impiannya untuk membawa pulang medali dari cabang sepakbola SEA Games 2015 usai dihantam dengan skor mencolok 0-5 oleh Vietnam U-23 di partai perebutan medali perunggu, Senin (15/6).
Dalam pertandingan yang dihelat di National Stadium Kallang itu, Indonesia sudah harus tertinggal kala laga berumur 13 menit lewat penalti Mac Hong Quan. Vietnam berhasil menggandakan keunggulan di menit 21 lewat Nguyen Van Toan. Berdiri di sisi kanan pertahanan Indonesia, Van Toan bebas menerima bola sebelum melepaskan tembakan yang tak mampu dihentikan Teguh Amiruddin.
Meski unggul dua gol, namun bukan berarti Vietnam mengendurkan serangan mereka. Sementara Indonesia beberapa kali memiliki peluang, di antaranya lewat Muchlis Hadi, namun masih gagal memperkecil ketertinggalan.
Justru Vietnam yang makin menjauh di menit 41 setelah Vo Huy Toan melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang lagi-lagi tak bisa dihentikan Teguh. Penderitaan Indonesia belum berhenti sampai di sini. Di masa-masa akhir sebelum turun minum, Vietnam lagi-lagi menambah keunggulan lewat Nguyen Huu Dung yang mampu melepaskan tembakan meski dikepung dua pemain Indonesia. Skor 4-0 pun menutup babak pertama.
Kembali dari kamar ganti, anak asuh Aji Santoso mulai berani lebih menguasai bola. Hal ini terbantu pula dengan Vietnam yang memilih menurunkan tempo. Pelatih Aji Santoso melakukan perubahan dengan memasukkan Syaiful Indra Cahya menggantikan Zalnando serta Ilham Udin yang menggantikan posisi Wawan Febriyanto.
Meski demikian, justru Vietnam yang sukses melebarkan keunggulan menjadi 5-0. Di menit 71, kapten Que Ngoc Hai yang berdiri bebas di depan gawang Teguh mampu meneruskan bola hasil kemelut menjadi gol.
sisa laga, Indonesia nampak lebih mendominasi penguasaan bola dan lebih sering melakukan serangan. Sayang usaha skuat Garuda Muda masih gagal menembus pertahanan kokoh sang lawan. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 5-0 tetap bertahan.
Terpuruk
Hasil ini bahkan lebih buruk dari dua SEA Games sebelumnya. Di edisi 2011 dan 2013, anak-anak Merah Putih masih lumayan bisa menembus final, tapi kalah juga di laga puncak, alias cuma kebagian medali perak.
Fakta ini menunjukkan bahwa sepakbola Indonesia tak kunjung berprestasi, bahkan di lingkungan terkecilnya, Asia Tenggara. Terakhir kali ada gelar buat timnas adalah medali emas di SEA Games 1991, alias 24 tahun silam.
Dengan kekalahan 0-5 tadi, Indonesia kebobolan 14 gol dari tim-tim semifinalis SEA Games tahun ini (Myanmar, Thailand, dan Vietnam). Tim besutan Aji Santoso tersebut juga cuma mampu mencetak 2 gol ke gawang tim-tim semifinalis tersebut.
Kekalahan atas Vietnam sekaligus menandai berakhirnya pentas sepakbola Indonesia di kancah internasional. Sebab, FIFA sudah menjatuhkan sanksi pembekuan terhadap federasi anggotanya (PSSI) pada akhir Mei lalu.
Indonesia masih diperkenankan tampil di SEA Games karena event multicabang tersebut memang tidak masuk kalender FIFA, sehingga mereka tidak bisa memutuskan sepihak tanpa keterlibatan federasi olahraga ASEAN, atas supervisi komite olimpiade internasional (IOC) dan Asia (OCA).
Atas kekalahan ini, Aji pun mengaku siap bertanggung jawab. Meski begitu ia mengatakan ada beberapa catatan penting yang menyebabkan kegagalan skuad Garuda Muda kali ini. “Yang jelas pertama saya bertanggung jawab hasil di SEA Games ini. Yang kedua, saya melihat pencapaian kami di semifinal bukan hasil yang buruk. Tapi, kami melihat semua tim persiapan hampir enam bulan, Vietnam 1,5 bulan. Tapi, kami cuma 20 hari saja,” ungkap Aji.
Pelatih asal Malang itu juga menilai sejak sebelum pemusatan latihan, hampir seluruh pemainnya tidak menjalani aktivitas lantaran kompetisi yang sempat tertunda. Akibatnya, mental para pemain jadi terganggu. “Tidak ada aktivitas pemain juga mempengaruhi mental mereka. Sehingga konsentrasi mereka menurun, sulit menaikkan mental anak-anak,” tandasnya.
Kendati begitu, Aji tak ingin menyalahkan pemain karena telah berjuang maksimal. “Pertama, kami juga tidak bisa menyalahkan pemain. Semua pemain sudah berjuang. Yang jelas, berbeda dengan dua SEA Games lalu, waktu itu persiapan kami bagus. Sedangkan sekarang hanya 20 hari. Itu pun setelah pemain tidak ada aktivitas,” terangnya.
Sebagai catatan, Aji sejatinya telah memulai persiapan SEA Games 2015 sejak Januari, bersamaan dengan Kualifikasi Piala Asia 2015. Bahkan seleksi pemain tahap pertama telah dimulai pada 28 November tahun lalu. Sementara tahap kedua dilakukan pada 15 Desember.
Masa kerja kontrak Aji sendiri sebagai pelatih timnas U-23 berakhir setelah Indonesia gagal meraih medali emas di SEA Games 2015. Aji memilih pulang ke kampung halamannya dan fokus dengan SSB (Sekolah Sepakbola) yang didirikannya di Malang. (dc-bn)