Tiga Spesialis Perampok Penumpang Angkot Dihakimi Warga

Medan | Jurnal Asia
Tiga spesialis perampok penumpang dalam angkot, dipukuli massa ketika berusaha melarikan diri di Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (28/5) sekira pukul 23.00 WIB. Beruntung petugas Polsek Medan Kota yang kebetulan sedang patroli, berada di TKP sehingga nyawa ketiga tersangka dapat diselamatkan dan memboyong mereka ke Mapolsek Medan Kota.

Ketiga tersangka yakni Irma Mustika Chaniago (19) kost di Jalan Ir Juanda Gang Istirahat kawasan kuburan Mandailing, Kelurahan Sei Mati, Lambok Pardede (35), warga Jalan Nangka Gang Rawa no.30 Pekan Baru, Riau dan Asanul Aslam Lubis (27), warga Jalan Veteran belakang Mesjid Alhuda Helvet, supir bus Mitra No 30.

Kapolsek Medan Kota, Kompol Ronald Sipayung melalui Kanit Reskrim, AKP Azarudin mengatakan, pelaku berjumlah enam orang, seorang diantaranya wanita namun tiga orang berhasil ditangkap berikut mengamankan bus angkot Mitra No30 jurusan Terminal Amplas-Belawan. Sementara tiga tersangka lagi yang sudah diketahui identitasnya termasuk sebagai otak pelaku berhasil melarikan diri.

Disebutkannya, keenam tersangka sudah merencanakan perampokan untuk membayar uang setoran bus Mitra yang mereka sewa.Modusnya, para pelaku menyuruh seorang wanita yang merupakan komplotan mereka duduk di bangku depan, sedangkan 4 pelaku duduk di belakang menyaru seperti penumpang. Kemudian, wanita itu merlagak kondektur yang mencari calon penumpang, sehingga calon penumpang tidak curiga walau beroperasi pada malam hari.

Asanul Aslam yang merupakan supir serap dari Pardi, berangkat dari Terminal Amplas tujuan Belawan. Di perjalanan, persis di depan loket bus Sartika Jalan Sisingamangaraja, naik dua penumpang bernama Sartika Margaret warga Jalan Karya Pembangunan dan mahasiswa Hendra P Siahaan warga Jalan Angsa Medan.

Tak lama setelah kedua penumpang itu naik, keempat tersangka yang duduk di belakang langsung mengancam kedua korban, dengan todongan benda tajam. Mereka dipaksa menyerahkan uang, dompet dan HP. Bahkan, ketika Hendra P Siahaan berusaha melawan, langsung dipukuli sehingga hidungnya patah. Sedangkan kepada Sartika Margaret, pelaku langsung membekap mulutnya supaya tidak menjerit.

Mendapat siksaan dari pelaku, Hendra menyuruh berhenti tapi supir Asanul, justru semakin tancap gas. Akhirnya korban melompat ke depan bagian supir dengan maksud mengambil alih kemudi, sehingga menghentikan bus persis di Jalan Sisingamangaraja depan Hotel Antares.

Begitu berhenti, Hendra langsung menjerit sehingga massa yang berada di lokasi mengejar kawanan perampok yang berusaha melarikan diri. Akhirnya, tiga orang ditangkap sedangkan tiga laki berhasil melarikan diri. Ketiganya pun dipukuli hingga babak belur. “Kedua penumpang itu memang tujuan Petisah tapi kami sengaja menyuruh mereka naik, padahal bus tujuan Belawan. Kemudian kami merampas dompet dan hanphon. Karena melawan, penumpang itu kami pukuli,” aku Asanul dan Lambok.

Lambok yang sudah menikah dan punya satu orang anak mengaku mengancam Hendra dengan pisau dan ikut memukuli karena melawan dibantu tiga rekannya yang melarikan diri. “Saya ke Medan karena tidak ada kerjaan di Pekan Baru dan berkenalan dengan Pardi. Kemudian, Pardi mengajak kami merampok untuk menutupi setoran bus Mitra yang disewa,” sebutnya.

Sedangkan Asanul mengaku ikut merampok karena tidak punya uang apalagi hanya seorang supir serap. “Saya memang supir bus Morina lin 122 jurusan Amplas Belawan. Tapi karena tidak ada uang, sehingga saya ikut gabung merampok,” akunya.

Sedangkan Irma mengaku pacaran dengan Pardi lalu diajak bergabung dan berpura-pura sebagai kernet untuk mencari penumpang. “Saya tidak kenal dengan yang 5 tersangka, saya hanya kenal dengan Pardi dan dia yang membawa saya,” aku wanita asal Padang itu. Ketiga tersangka dipersalahkan melanggar pasal 365 KUHPidana tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. (bsc)

Close Ads X
Close Ads X