Kemendag Perkuat Sistim Resi Gudang

Jakarta | Jurnal Asia
Kementerian Perdagangan terus be­ru­paya untuk memperkuat sistem resi gudang (SRG) khususnya untuk menjaga stok pangan di daerah dan nasional dimana ketersediaan pangan tersebut akan mendukung upaya stabilisasi harga pangan dalam negeri.

“SRG merupakan instrumen per­da­gangan dan pembiayaan yang dapat mendukung upaya stabilisasi harga pangan nasional, mendorong peningkatan daya saing perdagangan, dan perluasan akses peningkatan modal kerja bagi para petani, UKM, maupun pelaku usaha lainnya,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan, Karyanto Suprih, dalam siaran pers yang diterima, Jumat.
Karyanto yang selaku Plh. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Per­dagangan menyatakan bahwa dari waktu ke waktu penggunaan resi gudang terus meningkat.

Menurut dia, pihaknya akan terus meningkatkan volume komoditas yang disimpan dalam gudang SRG, yang nantinya mampu menjadi salah satu tolak ukur pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional. “Optimalisasi SRG merupakan bukti nyata komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil menengah,” katanya.

Untuk mewujudkan stabilitas harga pangan, lanjut Karyanto, pemerintah mengupayakan cara meningkatkan po­sisi tawar petani, khususnya dalam me­n­en­tukan nilai dan waktu jual komoditas hasil panennya.

Hingga 27 Mei 2015 Kemendag telah menerbitkan 1.943 resi gudang dengan total volume komoditas sebanyak 74.517,13 ton yang diharapkan mampu meningkatkan ke­percayaan terhadap kualitas komoditas pertanian yang diperdagangkan.

Jumlah tersebut didominasi komoditas gabah sebanyak 63.985,59 ton, disusul beras 5.417,72 ton, jagung 4.670,03 ton, rumput laut 420 ton, dan kopi 77,79 ton. Total nilai resi gudang yang telah diterbitkan sebesar Rp382,13 miliar dengan pembiayaan dari bank dan nonbank mencapai Rp238,69 miliar.

Pertumbuhan SRG menunjukkan per­kembangan positif, dimana pada 2014, volume komoditas dalam SRG meningkat empat persen atau sebesar 853 ton dengan nilai komoditas meningkat sebesar tujuh persen atau senilai Rp7,6 miliar) dibandingkan tahun 2013. Sedangkan pembiayaan yang diberikan dari Lembaga Keuangan baik perbankan ataupun nonbank meningkat sebesar 13 persen atau senilai Rp 8,8 miliar. (ant)

Close Ads X
Close Ads X