Ekspor Rempah Sumut Naik 72,32 Persen

Medan | Jurnal Asia
Meski sejumlah produk komoditas terus merosot, sebaliknya rempah-rempah hasil bumi Sumatera Utara (Sumut) menunjukkan tren ekspor positif. Impor dari negara Republik Dominika membawa angin segar kinerja ekspor Sumut.

Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitra Kurnia mengatakan, Republik Dominika merupakan negara tujuan baru ekspor rempah-rempah seperti, cassia vera, cengkeh, kayu manis, kemiri, ka­pul­aga, kemenyan, kencur kering dan biji pinang. Setidaknya, negara tersebut mendongkrak nilai ekspor komoditas Sumut.

“Negara utama tujuan ekspor rempah-rempah kita adalah negara Amerika Serikat, Prancis dan Uni Emirat Arab, India, Malaysia dan Republik Dominika. Republik Dominika termasuk salah satu negara tujuan baru yang mulai impor rempah di awal tahun 2014,” katanya kepada Jurnal Asia, Jumat (29/5).

Dari data Surat Keterangan Asal (SKA) lanjutnya, ekspor rempah-rempah Sumut hingga April 2015 naik 72,32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Nilai ekspor yang tercatat sebesar USD11,81 juta dengan volume 4.844 ton, padahal diperiode tahun lalu hanya USD6,85 juta dengan volume 4.140 ton.

Diterangkan Fitra, untuk rempah-rempah di pasar Republik Dominika dijadikan sebagai bahan baku pembuatan makanan atau minuman. Dan setelahnya, barulah kembali dipasarkan ke Negara Amerika Serikat. Hal tersebut dilakukan karena di Amerika Serikat ada keringan bea masuk bagi barang asal Meksiko.

“Rempah-rempah yang diimpor Re­publik Dominika diolah di Meksiko dan produknya di ekspor kembali. Selain negara tersebut, di bulan Maret, ada juga transaksi pembeli dari Brazil, Chili yang dipakai untuk makanan dan minuman, penambah rasa minum kopi serta dikonsumsi,” terangnya.

Selain rempah-rempah, Fitra me­nambahkan, ekspor paha kodok ke Belgia juga masih menjanjikan. Terbukti, hingga April 2015 ekspor naik 81,25 persen dengan nilai USD990 ribu dengan volume 153 ton di mana periode sebelumnya USD546 ribu dengan volume USD89 ribu.

“Paha kodok ini berasal dari daerah Langkat, Serdang Bedagai dan Batubara. Kenaikan ekspor paha kodok dikarenakan para eksportir melakukan semacam pembesaran sebelum dipanen. Mereka melakukan pembelian dari petani, dikumpulkan dibesarkan dan dipanen dan lalu diekspor,” tandasnya.

Paha kodok tersebut, lanjut Fitra, dieskpor ke Belgia sebagai bahan makanan di restoran oriental di sana. Dan ada juga diekspor ke Prancis dan Hongkong namun saat ini hanya di Belgia saja karena eskportir kita hanya sanggup memenuhi pesananan dari Belgia. (netty)

Close Ads X
Close Ads X