14 Ribu Liter Minyak Pertamina Tumpah | Air Laut Berubah Menghitam

Cilacap | Jurnal Asia
Belasan ribu liter tumpahan mi­nyak mentah (crude oil) meng­genangi perairan Teluk Penyu di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/5). Warga pun menyerbu obyek wisata itu untuk mengambil minyak tersebut.

Bau minyak pun terasa me­nyengat. Air laut di pantai tersebut tam­pak hitam pekat. Para nelayan dan warga setempat terlihat sibuk menampung minyak itu menggunakan ember. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun terlihat asyik mengambil minyak mentah yang tumpah di laut itu.

Seorang nelayan, Dikin (59) mengatakan merasa ka­get mendapati air laut sudah ber­campur minyak. Sudah tiga harian ada kabar minyak tumpah. Namun baru meluber ke pantai. “Kalau ke­jadiannya jam berapa saya nggak tahu. Tapi saya melihat sekitar pu­kul 06.00 Wib ,” katanya saat dite­mui di pantai Teluk Penyu. Dikin tak bisa melaut. Dikin dan para nelayan lainnya akhirnya turut mengumpulkan limbah minyak itu.

Menurut dia, akan ada rugi dari untuk para nelayan. Pertamina dikabarkan akan membeli minyak yang telah dikumpulkan oleh nelayan. Dikin sendiri mulai mengumpulkan minyak sejak pukul 08.00 Wib. “Mau dibeli berapa kami tak tahu. Kalau saya dapat empat tong kecil,” katanya.

Nelayan lainnya, Ayus (27) yang tinggal di Pelabuhan Perikanan Cilacap (PPC) mengatakan, kejadian itu terjadi beberapa waktu yang lalu. Hanya menurutnya, untuk yang kali ini lebih parah karena minyak meluber ke pantai. Minyak dalam volume yang cukup besar tumpah di sepanjang pantai Teluk Penyu.

“Yang tumpah minyak mentah. Yang pertama kemarin juga hitam. Tapi kali ini lebih hitam dari kemarin. Air laut dari Teluk Penyu hingga pelabuhan perikanan tercemar. Yang paling tebal di Teluk Penyu,” kata dia.

Sebagaimana nelayan lain, Ayus juga ikut mengumpulkan minyak itu. Dari situ dia memeroleh sepuluh tong besar. “Katanya ada yang mau beli satu tong Rp 200 ribu dari Pertamina,” katanya.
Dari pantauan sejumlah petugas dari Pertamina telah mendatangi lokasi. Mereka menaburkan serbuk busa yang berfungsi menyerap minyak. Hal itu untuk menetralkan air laut dari pencemaran minyak. “Yang penting steril dulu,” kata seorang petugas.

Adapun tumpahan minyak tersebut akibat bocornya saluran Single Point Mooring (SPM) milik Pertamina di lepas pantai Teluk Penyu Cilacap.
Menurut General Affair Pertamina RU IV Cilacap, Eko Hernanto pihaknya sudah melakukan penanggulangan ceceran minyak tersebut. Dia menyebutkan sumber kebocoran berada pada jarak sekitar 16 mil dari pantai. “Penanggulangan dilakukan dengan membersihkan minyak hingga ke area tepi pantai,” ungkapnya.

-Minta Ganti Rugi
Tumpahan minyak mentah di sepanjang Pantai Teluk Penyu membuat membuat nelayan tidak melaut karena ikan-ikan mati. Mereka berencana meminta ganti rugi kepada PT Pertamina.
Rencana permintaan ganti rugi itu disampaikan para nelayan, terutama yang bermukim di sekitar Pantai Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sejak terjadinya kebocoran pipa di Single Point Mooring (SPM) PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, pencemaran laut terjadi. Ikan-ikan mati di lokasi, sementara di kawasan sekitar ikan juga susah dicari.

“Kami berencana mengajukan ganti rugi ke Pertamina,” kata Pelaksana tugas (Plt) Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Indon Cahyono, Senin (25/5). Disebutkan Cahyono, ganti rugi yang akan diajukan para nelayan itu sebesar Rp 100 ribu per hari, selama dua pekan. Sementara nelayan yang harus diberi ganti rugi di Cilacap karena kasus ini, jumlahnya mencapai 17 ribu.

HNSI juga meminta kepada Pertamina untuk segera melakukan pembersihan minyak mentah di perairan Cilacap. “Secepatnya saja Pertamina melakukan pembersihan. Sehingga nelayan bisa secepatnya kembali beraktivitas melaut seperti sebelumnya,” jelasnya.

Dari informasi yang didapat Indon, nelayan di Cilacap menemukan adanya ikan yang tercemar minyak mentah. “Tadi kami mendapat laporan di Pantai Adipala, nelayan yang mencari ikan di area pantai menjaring ikan mati yang berlumuran minyak,” jelasnya.

Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Cilacap Adjar Mugiono mengatakan, pihak Pertamina harus segera melakukan pembersihkan ceceran minyak yang mencemari perairan selatan Cilacap. Kalau tidak secepatnya melakukan pembersihan ceceran minyak, maka akan berdampak buruk pada lingkungan. “Jika waktu pembersihan lama, maka akan mematikan biota laut. Karena itu, memang harus secepatnya dibersihkan,” katanya. (dtc/ant)

Close Ads X
Close Ads X