Petani Diminta Tingkatkan Kualitas Komoditas

Lebak| Jurnal Asia
Petani Kabupaten Lebak diminta meningkatkan kualitas komoditas pertanian untuk menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015. “Kami berharap kualitas produk komoditas pertanian jangan sampai kalah bersaing dengan asal negara lain,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Banten, Minggu.

Selama ini, potensi pertanian di Kabupaten Lebak cukup baik dan berpeluang untuk merebut pasar bebas karena didukung lahan yang begitu luas. Ia menjelaskan produk unggulan komoditas tanaman hortikultura seperti manggis dan tangkue telah diekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Benua Eropa.

Untuk itu, pihaknya terus meningkatkan kualitas komoditas pertanian dengan sumber daya manusia (SDM) petani agar mereka bisa bersaing pada pasar bebas MEA. Sebab jika petani tidak mempersiapkan terlebih dahulu dipastikan akan kalah bersaing dengan produk petanian negara lain.

Ia juga menyatakan, saat ini Pemkab Lebak mengembangkan berbagai jenis tanaman, baik pertanian pertanian seperti padi dan palawaji maupun holtikultura. Pengembangan tanaman hortikutura menjadikan skala prioritas karena permintaan pasar relatif tinggi dan menguntungkan petani.

Pemerintah daerah kini mengembangkan sebanyak 17 komoditas tanaman hortikultura, diantaranya alpukat, belimbing, dukuh, sawo, durian, mangga, manggis, rambutan, pepaya, salak, pisang, nangka, dan nenas.

Pengembangan tanaman buah-buahan yang sudah berkembang di Kabupaten Lebak, yakni manggis di Kecamatan Cipanas, Bayah, Lebakgedong, Sobang, dan Muncang. Selain itu, durian di Kecamatan Leuwidamar, Gunungkencana, Cirinten, Muncang, dan Bojongmanik. Kawasan buah duku di Kecamatan Warunggunung, Cikulur, dan Cibadak.

Komoditas mangga di Kecamatan Panggarangan, Malingping, Cihara, dan Bayah, sedangkan rambutan dan salak di Kecamatan Maja, Cimarga Curugbitung, Rangkasbitung, Cijaku, Leuwidamar, dan Sajira.

Produksi komoditas pertanian hortikultura sekitar 8.694.984 kuintal dengan luas 389.204 hektare. “Pada 2015 kita menargetkan produktivitas tanaman hortikultura meningkat dan kualitasnya lebih baik lagi sehingga bisa bersaing dengan pasar bebas,” ujarnya.

Abdulah, seorang petani rambutan di Kecamatan Curgbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya siap menghadapi MEA karena kualitas produksi sudah menembus pasar Timur Tengah.
“Kami berharap pasar bebas MEA itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi petani,” ujarnya. (ant)

Close Ads X
Close Ads X