Buntut ISL 2015 Tak Jelas | Kontrak Pemain dan Pelatih PSMS Diputus

Sejumlah pemain PSMS Medan memperkenalkan kepada masyarakat dan penggemarnya pada peluncuran skuad PSMS Medan di Lapangan Benteng Medan, Sumatera Utara, Minggu (26/4) . Tim berjuluk "Ayam Kinantan" tersebut diumumkan secara resmi bersama 26 pemainnya untuk mengikuti musim kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/Rei/mes/15.
Sejumlah pemain PSMS Medan memperkenalkan kepada masyarakat dan penggemarnya pada peluncuran skuad PSMS Medan di Lapangan Benteng Medan, Sumatera Utara, Minggu (26/4) . Tim berjuluk “Ayam Kinantan” tersebut diumumkan secara resmi bersama 26 pemainnya untuk mengikuti musim kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/Rei/mes/15.

Tak jelasnya masa kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 sejak pembekuan PSSI oleh Menpora, berbuntut kepada tim PSMS Medan. Manajemen pun terpaksa “memulangkan” alias memutus kontrak para pemain dan pelatih.

“Awalnya kita sempat mempertahankan pemain. Namun teryata kondisi itu tidak dapat terus dipertahankan. Apalagi jadwal kompetisi tidak jelas dan PSSI masih dibekukan,” kata CEO PSMS Sunardi di Medan, Jumat (22/5).

Ia mengatakan setelah melakukan evaluasi terhadap perkembangan tim maupun sepak bola di Indonesia, maka manajemen mengambil kebijakan untuk memulangkan semua pemain dan pelatih.
Hal ini dilakukan agar biaya operasional PSMS tidak semakin membengkak dan dapat menghemat biaya karena jadwal pertandingan yang telah ditungu-tunggu tak kunjung tiba untuk melakoni pertandingan. Lebih lanjut ia menuturkan, draf pemutusan kontrak telah dibuat oleh sekretaris club dan segera ditandatangani oleh Ketua Umum PSMS, Indra Sakti Harahap.

Dengan demikian, kontrak pemain sementara diputus sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Jika Divisi Utama bergulir, pihak manajemen kembali memanggil para pemain dan pelatih, selanjutnya membuat kontrak yang baru lagi.

Menurut dia, dengan diputusnya kontrak tentunya para pemain libur latihan dan kesempatan itu harus dimanfaatkan para pemain untuk kembali ke asalnya masing-masing, sehingga dapat berkumpul dengan keluarga.

Bagi pemain yang diliburkan diharapkan untuk terus melakukan latihan ditempatnya masing-masing, sehingga PSMS tetap siap jika secara tak terduga PSSI dan PT Liga Indonesia menggelar kompetisi.

Namun, selama status tim libur dengan adanya pemutusan kontrak, para pemain tidak mendapat gaji. “Selama libur pemain tidak digaji. Pemain pun mengerti kondisi saat ini. Kondisi memang sulit dan kami mengerti kehidupan sebagai pemain sepak bola. Bagaimana pemain yang mengantungkan hidupnya di sepak bola, apalagi pemain yang sudah berumah tangga,” katanya. (bambang nl)

Close Ads X
Close Ads X