Budidaya Tanaman Bawang Berlian

Bawang Berlian mempunyai nama latin Eleutherina americana. Dikenal juga dengan sebutan bawang dayak, bawang mekah, bawang sabrang atau bawang arab. Bawang ini merupakan obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif.

Bawang Berlian adalah salah satu spesies tumbuhan berbunga dan berumbi di hutan Kalimantan yang biasa digunakan oleh masyarakat pedalaman menjadi obat/ramuan tradisional. Secara empiris banyak digunakan dalam pengobatan herbal dan terbukti berhasil dengan baik dalam proses penyembuhan. Pengalaman menunjukkan tanaman ini dapat meningkatkan efek farmakologi khasiat tanaman herbal lain.

Bawang Dayak ini tumbuh di pegunungan pada ketinggian 600 – 2.000 m dpl. Di Kalimantan Barat bawang dayak ditanam pada ketinggian 1 – 200 m dpl, dengan pH tanah 6 – 7. Tanah Subur dan struktur remah, kandungan bahan organiktinggi, pertanaman terluas dilakukan di lahan gambut dengan produksi yang cukup baik dapat mencapai 5 ton/ha.

Bagian yang ditanam adalah umbinya dan yang bermanfaat sebagai obat kanker payudara. Selain itu daunnya juga bermanfaat sebagai pelancar air susu ibu (ASI). Bentuk dan warna bawang ini mirip dengan bawang merah.

Bagian bawang membentuk rumpun, termasuk tanaman perdu. Dalam waktu 6 bulan umbi sudah bisa diambil dengan tinggi sekitar 20 cm. Tanaman ini menghendaki tanah yang gembur subur dengan campuran bahan organik dengan jarak tanam 15 x 20 cm. Bawang dayak ini dapat dipanen dengan tanda tanaman sudah mengeluarkan bunga.

Jenis
Tanaman ini mempunyai banyak jenis dengan bentuk dan jenis yang beragam seperti bawang merah, bawang putih dan berbagai jenis bawang lainnya. Ciri spesifik tanaman ini adalah umbi tanaman berwarna merah menyala dengan permukaan yang sangat licin. Letak daun berpasangan dengan komposisi daun bersirip ganda. Tipe pertulangan daun sejajar dengan tepi daun licin dan bentuk daun berbentuk pita berbentuk garis.

Selain digunakan sebagai tanaman obat tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias karena bunganya indah dengan warna putih yang memikat. Tumbuhan ini berupa terna menahun yang merumpun sangat kuat, akhirnya merupakan rumpun-rumpun besar. Tingginya hanya mencapai 26 hingga 50 cm. Batangnya tumbuh tegak atau merunduk, berumbi yang berbentuk kerucut dan warnanya merah.

Daunnya ada dua macam, yaitu yang sempurna berbentuk pita dengan ujungnya runcing, sedang daun-daun lainnya berbentuk menyerupai batang. Bunganya berupa bunga tunggal, warnanya putih, terdapat pada ketiak-ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun bunga yang terdiri dari 4 sampai 10 bunga. Bunganya mekar menjelang sore, jam 5 sampai jam 7 sore dan kemudian menutup kembali. Buah kotaknya berbentuk jorong dengan bagian ujungnya berlekuk. Bila masak merekah menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji. Bentuk bijinya bundar telur atau hampir bujur sangkar(9). Umbinya mirip bawang merah tetapi sama sekali tidak berbau.

Cara Menanam
Untuk membudidayakan bawang tiwai, sama halnya seperti penanaman pada umumnya, dengan langkah antara lain siapkan tanah humus gembur, pupuk kandang,siapkan sekam (perbandingan tanah, pupuk dan sekam 1:1: 0.5) dan siapkan lahan (bisa pot atau langsung di tanah), bila di tanah, beri lubang dengan diameter 20-25 cm, sedalam 20cm.

Aduk semua bahan jadi satu, masukkan kedalam wadah pot atau tanah yang telah dilubangi sebanyak 40%, tanam bibit (letakkan di tengah tengah), masukkan lagi bahan campuran di setiap pinggir bibit sampai penuh. Ingat, tanah diberikan hanya mencapai leher tunas. Beri jarak 30 cm di setiap bibit yang di tanam siram satu kali sehari , rutin. ( pagi saja atau sore saja, usahakan jika menyiram pagi hari maka siram terus dipagi hari, jangan berselang seling, pagi sore pagi sore, karena berpengaruh terhadap perkembangan umbi). Tanaman yang sudah berbunga berarti sudah siap dipanen umbinya dengan usia sekitar 6 bulan.
(int)

Close Ads X
Close Ads X