Roma | Jurnal Asia
Juventus mendapatkan trofi kedua mereka musim ini. Di partai final Coppa Italia, Bianconeri mengalahkan Lazio dengan skor 2-1 lewat babak extra time. Pada duel yang dihelat di Stadion Olimpico, Kamis (21/5) dinihari WIB, Lazio unggul lebih dulu di menit keempat lewat Stefan Radu. Namun Juve berhasil membalasnya di menit ke-11 dari gol Giorgio Chiellini. Skor 1-1 bertahan hingga waktu normal habis. Gol kemenangan Si Nyonya Besar dicetak Alessandro Matri di menit ke-97.
Pelatih Bianconeri, Massimiliano Allegri, menyebut kemenangan itu berkat peningkatan agresivitas di babak kedua dan keberuntungan. Allegri mengakui permainan anak asuhnya kalah agresif dari Lazio di babak pertama. Tapi, situasi berbalik setelah turun minum.
“Lazio menunjukkan permainan yang oke. Itu sebuah final yang pantas dan kami tahu duel itu akan berbeda dengan Serie A. Kami tampil baik, mereka juga tampil baik. Hanya saja mereka tak beruntung dengan dua atau tiga kali membentur tiang gawang, sebaliknya kami beruntung dalam eksekusi bola,” kata Allegri usai pertandingan.
“Sepakbola itu terjadi dari sebuah insiden. Sebelum mereka unggul, kami sudah membuat dua atau tiga situasi yang menguntungkan tapi tak terjadi gol. Mereka sangat agresif pada babak pertama, sedangkan kami lebih bagus di babak kedua dan lebih tajam.”
Kemenangan ini memastikan Juve menyudahi puasa 20 tahun gelar Coppa Italia setelah terakhir kali jadi juara di tahun 1995. Klub asal Turin itu resmi jadi pengoleksi trofi terbanyak di turnamen ini dengan 10 piala. Coppa Italia jadi trofi kedua Juve musim ini setelah Scudetto. Peluang treble masih terbuka lebar andaikan mampu memenangi laga final Liga Champions kontra Barcelona 6 Juni mendatang.
Keberhasilan Juventus memenangi Coppa Italia musim ini tak hanya menuntaskan puasa dua dekade di kompetisi tersebut. La Vecchia Signora berhak mendapatkan bintang perak.
Dengan raihan 10 trofi tersebut, Juve kini jadi tim dengan koleksi juara Coppa Italia terbanyak. Maka itu klub asal Turin tersebut berhak mendapatkan bintang perak sebagai pertanda klub yang sudah minimal meraih 10 trofi Coppa Italia. Sama halnya dengan tiga bintang emas perlambang jumlah 31 scudetto miliki Bianconeri.
Sembilan trofi lainnya didapat Juve di tahun 1938, 1942, 1959, 1960, 1965, 1979, 1983, 1990, dan 1995. Di bawah Juve ada Roma dengan koleksi 9 trofi disusul Inter Milan dengan 7 trofi.
Sementara itu koleksi trofi Coppa Italia Lazio masih mandek di angka enam dengan terakhir kali juara di tahun 2013. Sejak pertama kali digelar tahun 1922, sudah ada 16 klub berbeda yang jadi juara Coppa Italia.
Kemenangan Juve kali ini, masih menurut Opta, juga menghentikan catatan buruk ketika berhadapan dengan Lazio di Coppa Italia. Sebelumnya Juve sempat tujuh pertemuan tanpa kemenangan lawan Lazio di ajang itu (2 kali imbang, 5 kali kalah).
Keberhasilan Chiellini mengontribusikan gol untuk Juve di laga ini juga memunculkan catatan tersendiri untuknya. Opta menyebut Chiellini kini sudah membuat 5 gol ke gawang Lazio di seluruh kompetisi, jumlah terbanyak yang ia buat ke gawang sebuah tim lawan.
Sebelum meraih titel Coppa Italia, ‘Nyonya Tua’ sudah lebih dulu menyabet Scudetto; sebuah dobel di kancah domestik. Infostrada Live menyebut Juve menjadi tim Italia pertama yang bisa meraih gelar dobel sebanyak tiga kali (setelah 1960 dan 1995), dengan Inter Milan menjadi satu-satunya tim Italia lainnya yang sudah dua kali mampu meraih gelar dobel.
Juve juga masih dalam jalur menuju treble, dengan titel Liga Champions akan jadi bidikan berikutnya. Seandainya sukses, Juve akan menjadi tim Italia kedua yang meraih treble setelah Inter melakukannya pada 2009–10.
“Aku harus mengatakan kalau tak mudah bisa sekaligus memenangkan Scudetto dan Coppa Italia. Sekarang saatnya kami untuk mencoba meraih titel ketiga,” kata Allegri. “Tak gampang bermain dalam tiga turnamen sepanjang musim. Sekarang kami mencoba untuk menyelaraskan antara menghidupkan mimpi dan kembali kepada realitas.”
Begitupun, keberhasilan memenangi Coppa Italia akan dinikmati dulu dengan maksimal oleh Juventus. Mereka belum mau memikirkan final Liga Champions yang menanti. “Kami menampilkan performa yang bagus dan sudah tahu bahwa laga ini bakal sulit, karena Lazio dalam bentuk permainan yang bagus dan memberikan kami masalah,” kata bek Juve Giorgio Chiellini. “Juventus sudah tidak memenangi Coppa Italia selama 20 tahun. Kami benar-benar menginginkan trofi ini dan sekarang akan menikmatinya dengan maksimal.”
Chiellini pribadi tak menampik laga ini jadi pemanasan jelang final Liga Champions kontra Barcelona pada 7 Juni menatang. Namun demikian, dia menegaskan bahwa sementara ini laga tersebut dikesampingkan karena Juve ingin menikmati sukses lebih dahulu.
“Lazio melatih kami dengan baik. Mereka membuat kami berlari dengan keras dan bermain baik. Berlin masihlah jauh, sekarang kami layak untuk menikmati gelar Coppa Italia ini dengan seluruh penggemar di penjuru negara ini,” tandas Chiellini lagi.
Sedangkan Allegri berharap pasukannya segera mengembalikan kebugaran. Sebab, faktor ini adalah salah satu kunci untuk meraih Treble Winner. Juventus telah dipastikan Scudetto Serie A musim ini. Setelah itu, Juve berhasil menggondol juara Coppa Italia setelah mengalahkan Lazio dengan skor 2-1. Juventus juga memiliki kesempatan membawa pulang piala Liga Champions jika mampu mengalahkan Barcelona di Berlin.
Allegri berharap pasukannya kembali ke performa terbaik setelah mengeluarkan banyak tenaga, menjalani laga sepanjang musim ini. Di kubu Lazio, bek Stefan Radu menilai pertarungan ini hanya dipisahkan oleh keberuntungan. “Kami sebenarnya menampilkan performa hebat. Ya, kami mampu setara dengan sang finalis Liga Champions yang telah menyingkirkan Real Madrid. Dengan sedikit keberuntungan, tembakan Djordjevic seharusnya membuat kami memimpin di babak perpanjangan waktu. Sayang, kami tidak memiliki keberuntungan tersebut,” sesal Radu.
Radu mengalami cedera otot di partai tersebut sehingga ia sangat diragukan tampil dalam Derby della Capitale melawan AS Roma yang akan krusial terhadap penentuan peringkat kedua Serie A Italia. (dc-goal-bn)