Produksi Kertas Nasional Ditargetkan Meningkat 6 Persen

Jakarta | Jurnal Asia
Pemerintah menargetkan produksi kertas tahun ini mencapai 11 juta ton atau naik 6 persen dari produksi tahun lalu. “Tahun lalu, produksi kertas nasional mencapai 10,4 juta ton dengan komposisi 4,5 juta ton diekspor senilai US$2,38 miliar. Pada 2013, produksi kertas mencapai 10,91 juta ton, terdiri atas ekspor 4,1 juta ton senilai US$3,7 miliar, kinerja industri kertas yang kurang baik disebabkan oleh pemberlakuan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk semua produk hasil hutan,” kata Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Pranata di Jakarta.

Kapasitas terpasang industri kertas nasional, menurut Pranata, mencapai 12,98 juta ton pada 2013 dan menjadi 13,4 juta ton pada 2014. Untuk tahun ini, kapasitas terpasang industri tersebut tidak mengalami peningkatan atau cenderung stagnan. “Pada 2016, kapasitas terpasang baru akan bertambah dari hasil realisasi investasi berjalan, termasuk di Sumatera Selatan,” paparnya.

Pranata menilai, aturan SVLK maupun pemberlakuan deklarasi ekspor (DE) menyebabkan gangguan pada kinerja industri kertas nasional, terutama dari sisi ekspor. Apalagi, aturan tersebut juga berlaku untuk produksi kertas yang menggunakan kertas bekas (waste paper) sebagai bahan baku. “Karena prosesnya harus ada inspeksi dan itu membutuhkan waktu jeda, jadi agak terganggu. Semoga saja tahun ini bisa naik,” ujarnya.

Pranata menambahkan, pihaknya menargetkan peningkatan penggunaan waste paper sebagai bahan baku industri kertas. “Targetnya sebanyak 60 persen dari produksi kertas nasional itu diserap pasar dalam negeri. Sebanyak 75 persen di antaranya bisa menjadi waste paper yang masih bisa dimanfaatkan industri, artinya sekitar 4,5 juta ton kebutuhan bahan baku berupa waste paper dipasok lokal,” tuturnya. (imq)

Close Ads X
Close Ads X