Ekspor Biji Pinang Sumut Naik 270 Persen

Medan | Jurnal Asia
Negara utama tujuan ekspor dari Sumatera Utara (Sumut) meminta tambahan kiriman biji pinang. Kondisi inilah yang menyebabkan peningkatan ekspor naik signifikan hingga 270 persen. Dari data yang dikeluarkan realisasi ekspor hasil pertanian dan pertambangan berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut mencatat, hingga Maret 2015 nilai ekspor biji pinang mencapai USD 7,38 juta dengan volume 7,63 ribu ton. Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya USD1,99 juta dengan volume 2,16 ribu.

“Dari data tersebut, ada peningkatan ekspor yang cukup signifikan yakni 270 persen. Ini karena memang ada peningkatan tujuan ekspor dari Thailand dan Pakistan,” kata Kepala Seksi Ekpor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, Fitra Kurnia di ruang kerjanya, Jumat (24/4).

Selama ini, lanjutnya, negara yang banyak mengimpor biji pinang adalah India. Di India dan Pakistan, pinang dikonsumsi langsung seperti memakan sirih sedangkan di negara lain dijadikan sebagai bahan baku kosmetik dan obat-obatan tradisional. “Masyarakat India dan Pakistan punya kebiasaan mengonsumsi biji pinangseperti permen, ya kayak makan sirih. Jadi kita banyak mengekspor pinang ke sana,” terangnya.

Diterangkan Fitra, biji pinang yang kita ekspor sudah memenuhi standart (steril). Dengan kata lain sebelum diekspor sudah dikupas dan direbus terlebih dahulu. Memang karena diragukan kehigienisannya namun hal tersebut hanya berlangsung dua tahun saja.

Dijelaskan Fitra, untuk daerah senta biji pinang banyak dihasilkan dari Asahan, Simalungun, Batubara dan Serdang Bedagai. Biasanya, produksi biji pinang terkendala dari hasilnya karena ini masih dianggap tanaman perkarangan dan tanaman pembatas.

Sementara itu, eksportir Sumut, Lena mengatakan, untuk harga saat ini bisa dibilang membaik. Untuk kualitas standart dihargai sebesar Rp. 16.000 sedangkan yang berkualitas bisa sampai Rp. 17.000.

“Sudah membaik lah, selama ini petani juga biasanya Rp. 8000, tapi sekarang sudah bisa Rp.12.000. Sebelumnya harga kita Rp.14.500 sekarang standar bisa 16.000, sudah lumayan lah,” katanya.
(netty)

Close Ads X
Close Ads X