RI dan Vietnam Kerjasama Agribisnis Kopi

Jakarta| Jurnal Asia
Menteri Pertanian Vietnam menyambut baik kerjasama antara Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan Vietnam Coffee and Cocoa Association (Vicofa). Menurutnya langkah yang dilakukan kedua belah pihak penting untuk memberikan manfaat bagi semua stakeholder.

Kendati demikian perlu ada langkah konkrit selanjutnya setelah kerja sama tersebut dimulai. “Setelah pertemuan ini, kedua asosiasi bisa berdiskusi secara detail. Ini bisa apa saja bentuknya, apakah itu supply management scheme, atau joint promotion, atau banyak aktivitas lainnya.” kRI Dan Vietnam Kerja Sama Agribisnis KopiMuhammad Avisena Rabu, 22/04/2015 15:48 WIb. RI dan Vietnam Kerja sama Agribisnis Kopi Kopi Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian Vietnam menyambut baik kerjasama antara Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan Vietnam Coffee and Cocoa Association (Vicofa).
Menurutnya langkah yang dilakukan kedua belah pihak penting untuk memberikan manfaat bagi semua stakeholder. Kendati demikian perlu ada langkah konkrit selanjutnya setelah kerja sama tersebut dimulai.

“Setelah pertemuan ini, ke­dua asosiasi bisa berdiskusi secara detail. Ini bisa apa saja bentuknya, apakah itu supply management scheme, atau joint promotion, atau banyak aktivitas lainnya.” Kata Phat.

Kementerian Pertanian Viet­nam sendiri sangat men­dukung secara total kerja sama tersebut, dan siap untuk mengambil kebijakan terkait dari pemerintah untuk mendukung langkah yang dilakukan kedua asosiasi tersebut, khususnya dalam hal penstabilan harga dan peningkatan produktifitas.

Di tempat yang berbeda, Menteri Perdagangan Rac­hmat Gobel mengatakan pe­merintah berkomitmen untuk me­ningkatkan kerja sama de­ngan negara-negara produsen lainnya seperti Vietnam dan Malaysia untuk mengangkat harga komoditas yang saat ini masih jatuh.

“Karena Malaysia punya karet, Vietnam juga punya karet. Kalau kopi Malaysia tidak punya. Kopi hanya Indonesia dan Vietnam. Banyak yang bergantung dari perkebunan karet dan kopi. Oleh karena itu kita harus upayakan, bagaimana kita bisa menaikkan harga kembali.”

Wakil Ketua Vicofa Do Ha Nam mengatakan harga kopi internasional sangat tidak stabil, kadang harga sangat rendah. Namun terkadang harga melambung cukup tinggi hingga di atas US$3.000 per ton. Baik para pengusaha dan petani menginginkan harga yang stabil.

“Kerja sama antara kedua asosiasi akan membuat mimpi itu bisa terwujud,” kata Do Ha Nam. ata Phat. Kementerian Pertanian Viet­­nam sendiri sangat men­dukung secara total kerja sama ter­sebut, dan siap untuk me­ngambil kebijakan terkait dari pemerintah untuk mendukung langkah yang dilakukan kedua asosiasi tersebut, khususnya dalam hal penstabilan harga dan peningkatan produktifitas.

Di tempat yang berbeda, Menteri Perdagangan Rac­h­mat Gobel mengatakan pe­merintah berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara produsen lainnya seperti Vietnam dan Malaysia untuk mengangkat harga komoditas yang saat ini masih jatuh.

“Karena Malaysia punya karet, Vietnam juga punya karet. Kalau kopi Malaysia tidak punya. Kopi hanya Indonesia dan Vietnam. Banyak yang bergantung dari perkebunan karet dan kopi. Oleh karena itu kita harus upayakan, bagaimana kita bisa menaikkan harga kembali.”

Wakil Ketua Vicofa Do Ha Nam mengatakan harga kopi internasional sangat tidak stabil, kadang harga sangat rendah. Namun terkadang harga melambung cukup tinggi hingga di atas US$3.000 per ton. Baik para pengusaha dan petani menginginkan harga yang stabil. “Kerja sama antara kedua asosiasi akan membuat mimpi itu bisa terwujud,” kata Do Ha Nam.
(bc)

Close Ads X
Close Ads X