Petral Tak Dipakai Pertamina Hemat Rp260 M

Jakarta | Jurnal Asia
PT Pertamina (Persero) tidak lagi menggunakan jasa anak usaha Petral Energy Service di Singapura untuk mengimpor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Semua aktivitas impor saat ini ditangani sendiri oleh unit Integrated Supply Chain (ISC).

Di tangan ISC, penghematan yang didapat Pertamina sudah terasa, selama dua bulan yakni Januari-Februari 2015, unit ini mampu menghemat dalam impor minyak US$ 20 juta atau sekitar Rp 260 miliar.

“Kami melakukan berbagai macam inisiatif dan efisiensi, sehingga terjadi penghematan cukup besar. Salah satunya dengan impor minyak yang dilakukan ISC, dalam dua bulan pertama tahun ini yakni Januari-Februari, dapat menghemat US$ 20 juta,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (31/3).

Wianda mengungkapkan, penghematan tersebut didapat dari pengubahan skema pengangkutan impor minyak dan BBM, dari yang biasanya dengan pola Free on Board (FOB) ke pola impor Cost and Freight (CFR). “Jadi kita mengoptimalkan pemanfaatan kapal-kapal milik Pertamina. Walaupun sebenarnya volume impor sama saja baik ketika dilakukan Petral dengan ISC,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dengan penghematan sekitar US$ 10 juta per bulan, Pertamina menargetkan sampai akhir tahun penggadaan impor minyak mentah dan BBM melalui ISC, ditargetkan bisa mencapai sekitar US$ 122 juta atau setara Rp 1,573 triliun (dengan kurs Rp 12.900) “Target sampai akhir tahun mencapai sekitar US$ 122 juta,” tegasnya. (dc)

Close Ads X
Close Ads X