2 Jenazah Awak Kapal Tenggelam Teridentifikasi

Medan | Jurnal Asia
Akhirnya, 2 jenazah anak buah kapal (ABK) kargo Kumala Endah nomor GT 454 yang tenggelam di perairan Belawan, teridentifkasi oleh Tim Dokter RS. Bhayangkara Polda Sumut bersama Tim Dokkes Polda Sumut dan Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumut, Jumat (27/3) petang.

Kedua jenazah tersebut di­ketahui bernama Sutimin warga Mojosongo RT 05/03, Kota Su­ra­karta dan Isak Sulo warga Perum Alinda Kencana I, Blok J, Kelurahan Kaliabang, Kota Bekasi Utara.
Meskipun kondisi jenazah sudah bengkak dan membusuk, sanak saudara korban serta ABK yang berhasil menyelamatkan diri pasca tenggelamnya kapal pengangkut 710 ton besi dari Pelabuhan Belawan tujuan Ken­dawangan Kalimantan Barat itu, sangat membantu dokter yang menangani untuk mengenali identitas kedua jenazah.

Amatan Kru Jurnal Asia di Posko Ante Mortem RS. Bhayangkara, Medan yang terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim, Medan, tampak sanak-saudara dan anak kandung Sutimin, Sari Indah Kumala (25) menangis histeris setibanya di RS. Bhayangkara, Medan, setelah mengetahui jenazah bapak kan­dungnya telah busuk dan membengkak di kamar jenazah. “Ayah….Mengapa tinggalkan kami!” teriaknya saat di berada RS.Bhayangkara.

Sari yang datang dengan mengenakan sarung tangan dan masker, langsung berlari untuk melihat jenazah pria yang sudah 30 tahun yang bekerja di PT.Lautan Kumala tersebut. Setibanya, di ruang pos Ante Mortem, tim DVI dan Forensik langsung menanyakan ciri-ciri yang diketahui Sari mengenai Sutimin. Setelah berbincang, akhirnya tim dokter Polda Sumut tersebut pun mempersilahkan Sari untuk melihat jenazah Sutimin.

Saat awak media me­wa­wancarai Sari yang saat itu didampingi sanak saudaranya, dia mengaku ter­kejut men­dengar kabar kalau kapal yang dikomandoi ayahnya teng­gelam. Bahkan, hingga saat ini, dia belum percaya, kalau 9 ABK yang hilang dan dinyatakan tewas adalah ba­paknya.

“Saya masih syok. Saya tidak percaya akan tenggelamnya kapal ini,” kata wanita berambut pan­jang ini.Masih kata Sari, dia terbang dari Surakarta, setelah sau­daranya yang juga ABK kapal kargo Ku­mala Endah, Eko Nug­roho (29) mengatakan, bah­wa bapaknya meninggal dunia, setelah kapal yang mereka tum­pangi menabrak bangkai kapal di lampu 2, perairan Belawan.

“Saya juga punya saudara yang kerja di kapal itu sama bapak. Saya dihubungi sama mas Eko dan memberitahukan bahwa bapak meninggal, makanya saya langsung dari Boyolali ke Medan,” kata Sari.

Diketahui, berdasarkan pe­ngakuan Sari, kepanjangan namanya Indah Kumala, di­be­rikan bapaknya karena kecin­taan bapaknya selama menjadi nah­koda di kapal Kumala Endah.
“Bapak sudah lama bekerja di kapal ini. Nama saya, Indah Kumala diberikan bapak sesuai dengan nama kapal yang di­nahkodai bapak,” sebut Sari.

Sementara, Eko Nugroho yang merupakan ABK Kapal kargo Kumala Endah juga me­yakini bahwa jenazah yang berhasil ditemukan itu adalah Pakdenya, Sutimin. Sutimin adalah Nahkoda kapal naas tersebut. “Saya yakin salah satu korban itu adalah Pakde saya. Saya tahu betul, karena kami satu tempat tidur dengan Pakde,” ujarnya.

Sementara itu, jenazah lain yang ditemukan bersama Nahkoda kapal kargo Kumala Endah diketahui adalah Isak Sulo, yang merupakan Mualim I (Wakil nahkoda). Hal tersebut diketahui, saat beberapa ABK kapal naas itu mendatangi Post Ante Mortem RS. Bhayangkara Brimob Polda Sumut.

Di sana, mereka mengakui bahwa jenazah yang sudah busuk dan bengkak tersebut adalah jenazah Isak Sulo. “Itu saya yakin jenazah Isak Sulo, Mualim I kapal kami. Dia wakil Pakde saya,” kata Eko Nugroho.

Ketika disinggung apa yang membuat dia yakin, Eko mengakui kalau dia sempat melihat pakaian yang dikenakan Isak Sulo. “Dari pakaiannya itu saya yakin kalau dia adalah Isak Sulo,” katanya lagi.

Sementara itu, kepada Jurnal Asia, Dokter Forensik RS. Bhayangkara Polda Sumut, Dr.Surjit Singh saat dikonfirmasi mengakui kalau mereka sedang melakukan identifikasi jenazah 2 ABK yang tewas. “Kami belum dapat kepas­tiannya, kita masih kerjakan (Identifikasi) jenazah ini,” kata Singh.

Sekedar mengingatkan, ka­pal pengangkut besi tersebut tenggelam di perairan Belawan, setelah lambung kapal bocor, usai menabrak bangkai kapal yang ditenggelamkan. Kapal naas tersebut membawa 14 awak, 5 diantaranya selamat setelah terapung selama 3 jam di perairan bebas, sementara 9 dinyatakan hilang. Kemudian, petugas gabungan mendapat 2 jenazah yang dikirimkan ke RS. Bhayangkara Brimob Polda.
(mag-07).

Close Ads X
Close Ads X