MTs Miftahussalam Budidayakan Tanaman Hidroponik

utama1
Medan | Jurnal Asia
MTs Miftahussalam Jalan Darussalam Medan melakukan budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa mengguna­kan tanah sebagai media tanam atau soilless (hidroponik). Sedikitnya, ada tiga jenis tanaman yang sudah dibudidayakan pelajar tersebut.

Guru IPA MTs Miftahussalam, Dian Sri Wahyuni menjelaskan, menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam mengguna­kan media air atau tenaga kerja air. Keistimewaan dengan sistem hidroponik ini yakni masa tanam lebih cepat dibanding menaman tanaman di tanah.

Pihaknya menggunakan pipa hidopronik, di mana tanamannya di tanam di botol plastik bekas dengan menggunakan busa atau kapas sehingga akar tanaman terendam. Untuk membuat tanaman lebih subur, pihaknya menggunakan pupuk cair.

“Kita sudah membudidayakan tiga tanaman dengan proses hidroponik yakni, bayam, kangkung dan selada air. Sebenarnya, hampir semua tanaman yang bisa ditanam dengan proses ini dan janga waktu panennya lebih cepat, biasanya panen 10 minggu, ini hanya 6 atau 7 minggu saja,” katanya didampingi guru IPA, Anita S.Si, Kamis (12/3).

Kegiatan tersebut, sambungnya, sudah dilakukan sekitar 5 bulan yang lalu. Berawal dari perlombaan sains di sekolah sehingga siswa-siswi dari kelas I hingga III tertarik melanjutkan kegiatan sains seperti menanam dengan proses hidroponik. “Dari motivasi itu, akhirnya timbul ide untuk membuat Sains Club. Di sini ada sekitar 50 siswa-siswi yang tertarik dan benar-benar berminat,” tuturnya.

Sementara itu, Ka MTs Miftahussalam, Cut Ruhama S.Pdi menambahkan, dengan keadaan lahan yang semakin lama semakin sempit, terkadang anak-anak perlu contoh meski lahan rumah mereka kecil seperti sekolah tetap bisa dimanfaatkan. Dengan ini, mereka bisa praktek sehingga mereka tidak takut lagi menanam berbagai tanaman di rumah.

“Selain hidroponik, kita juga membuat media tanam sayuran dalam polybag. Awalnya, kegiatan ini hanya ingin menanamkan niat di hati anak-anak agar mereka berminat terhadap tanaman tetapi anak-anak benar-benar membuktikannya menjadi hasil karya,” pungkasnya.

Sebenarnya, tambahnya, budidaya tanaman di lingkungan sekolah ini belum bisa dikatakan langkah menuju go green, ini karena masih sedikit. Namun yang terpentung ialah membentuk niat di hati dan memotivasi anak-anak agar lebih perduli terhadap lingkungan sekitar. “Melihat antusias anak-anak, kedepan mungkin akan kita masukkan ke dalam kegiatan ekstakulikuler. Kita sangat mendukung kegiatan yang bersifat positif, apapun itu,” pungkasnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X