Rupiah Anjlok, Petani Sawit Untung

Jakarta | Jurnal Asia
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, para petani kakao dan kelapa sawit meraup keuntungan signifikan di balik pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Sofyan menyebutkan, selama periode Januari 2015, ekspor komoditas pertanian mencapai 3,032 juta ton atau senilai US$ 2,28 miliar.“Eksportir, para petani produk-produk ekspor. Mereka adalah petani kakao, kelapa sawit, karet, kopi, dan kelapa. Mereka sangat diuntungkan,” kata Sofyan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3).

Dia mengaku, pelemahan nilai tukar rupiah sama sekali tidak ada sangkut pautnya situasi di Tanah Air, tetapi dipengaruhi faktor eksternal menyusul pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Secara fundamental, lanjut Sofyan, perekonomian Indonesia kokoh. Bahkan, dalam dua bulan terakhir, Januari-Februari 2015, terjadi deflasi.

“Yang melemah bukan rupiah saja, bahkan kita berhadapan dengan mata uang negara lain seperti won Korea, kita menguat. Jadi ini adalah semua mata uang melemah terhadap dolar Amerika Serikat,” jelas Sofyan.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian, pada Januari 2015 sektor perkebunan menyumbang devisa sebesar US$ 2,19 miliar dari ekspor 2,96 juta ton.
Komoditas perkebunan utama yang masih menjadi andalan ekspor nasional adalah kelapa sawit senilai US$ 1,42 miliar dengan volume 2,40 juta ton, karet US$ 282,10 juta (189.512 ton), kelapa US$ 102,78 juta (161.160 ton), kopi US$ 97,33 juta (33.922 ton), dan kakao US$ 97,45 juta (26.547 ton).
(bs)

Close Ads X
Close Ads X