Neraca Perdagangan Sumut Defisit di Awal Tahun

Medan | Jurnal Asia
Neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara (Sumut) pada Januari 2015 defisit 4,29 menjadi USD270,33 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya USD282,43 juta. Defisit tertinggi terjadi untuk negara tujuan Tiongkok.

“Defisit neraca perdagangan terjadi hampir ke seluruh negara tujuan utama namun tertinggi ke Tiongkok sebesar 211,40 persen. Di mana pada Januari 2015, nilai impor Sumut dari negara ini sebesar USD82,24 juta sementara nilai ekspor hanya USD38,38 juta,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean di Medan, Selasa (3/3).

Dengan kata lain, lanjutnya, terjadi defisit USD43,86 juta ke Tiongkok. Ini defisit terbesar dari semua negara tujuan ekspor utama selama ini.Kemudian defisit kedua terjadi ke Singapura. Ke negeri Singa ini, nilai ekspor Sumut hanya sebsar USD11,11 juta sementara impor dari negara itu sangat tinggi yaitu USD51,35 juta atau terjadi defisit USD40,24 juta. Selanjutnya ke Malaysia, Sumut juga mengalami defisit hingga USD32,79 juta karena nilai ekspor ke negara tetangga itu hanya sebesar USD10,13 juta sementara nilai impornya mencapai USD42,92 juta.

Dan terakhir defisit neraca perdagangan Sumut terjadi ke negara Argentina yaitu sebesar USD13,53 juta dengan nilai ekspor hanya sebesar USD1,72 juta sementara nilai impor me­ncapai USD15,25 juta. “Jika defisit ini tidak menjadi perhatian dikhawatirkan akan terus berlanjut ke bulan-bulan berikutnya,” tuturnya.

Meski begitu, ekspor Sumut ke beberapa negara tujuan utama lainnya masih surplus. Tiga negara yang neraca per­dagangan Sumut ke negara itu mengalami surplus tertinggi yaitu tujuan Amerika Serikat sebesar USD51,68 juta dengan nilai impor sebesar USD32,28 juta sementara kegiatan ekspor ke negara itu sebesar USD83,96 juta.

Selain itu, tujuan Jepang juga surplus USD37,82 juta dengan nilai ekspor sebesar USD43,51 juta sedangkan impor hanya USD5,6 juta dan terakhir ke Belanda dengan surplus USD28,14 juta dimana nilai ekspor Sumut sebesar USD28,661 juta sementara impor ke negara kincir angin itu hanya USD514 ribu. “Meski defisit ke beberapa negara besar tapi surplus juga cukup besar. Semoga saja ke­depan, surplus itu bisa lebih ditingkatkan,” tukasnya.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adyaksa menilai, defisit tersebut biasa terjadi pada awal tahun namun diharapkan tidak menurun lebih tinggi me­ngingat perkembangan harga komoditas tahun ini diperkirakan masih rendah.

“Memang biasanya saat awal tahun pengiriman ke luar negeri sedikit karena negara tujuan ekspor masih memiliki stok akhir tahun. Namun bisa jadi ini juga menjadi tanda bagi semua pihak karena harga komoditas yang menjadi unggulan ekspor masih akan rendah,” katanya.

Jika tidak ada upaya dari pemerintah, pihaknya meng­khawatirkan nilai ekspor Sumut akan terus merosot bahkan diperkirakan akan lebih rendah dari 2013-2014. Pemerintah hendaknya memperhatikan per­soalan ini dengan mendorong sektor lainnya yang masih bisa diandalkan daerah ini untuk mendongkrak nilai ekspor.
(netty)

Close Ads X
Close Ads X