Berbagai Jenis Bambu untuk Penghijauan Lahan

go green
Ada ribuan jenis bambu, sekitar sepersepuluhnya hidup di negeri ini. Bertumbuh baik di dataran rendah, daerah aliran sungai, hingga pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m DPL. Umumnya tumbuh di tempat terbuka dan bebas genangan air. Beberapa jenis di antaranya lazim digunakan untuk material bangunan, antara lain:

Bambu Apus (Gigantochloa apus). Hijau, lalu menguning saat kering. Relatif kecil, disebut juga bambu tali. Tinggi batang 6-13 m, jarak ruas 45 – 65 cm, berdiameter 4 -10 cm, dan tebal 3 – 15 mm. Karena pahit, bambu apus paling tahan terhadap serangga. Fisiknya lurus, liat, berserat panjang. Biasa digunakan untuk membuat gording, kasau, reng, gedhek (dinding anyaman bambu), pagar, furnitur, dll. Harga per batang sangat murah, berkisar di bawah sepuluh ribu rupiah per 5 meter.

Bambu Gombong (Gigantochloa atroviolacea). Sering disebut bambu hitam/pring wulung/awie hideung karena warnanya cenderung gelap, hijau kehitaman, atau ungu tua. Panjang batang mencapai 15- 20 m dengan ruas 40-50 cm, berdiameter 7-10 cm, dan tebal 20 mm. Bambu ini cukup getas, tidak liat. Lazim digunakan untuk membuat rusuk-rusuk rumah, juga bahan kerajinan, anyaman, hiasan dinding, dll. Harga per 5 meter sekitar Rp15.000,-.

Bambu Petung (Dendrocalamus asper). Relatif paling kokoh, keras, dengan serat besar. Berdiameter 10-15 cm, tebal 50 mm, jarak antarruas 40-60 cm, dan panjang batang mencapai 20-25 m, bahkan lebih. Karena relatif paling besar, bambu petung/betung biasa dipakai sebagai elemen struktur bangunan. Kolom, balok cincin, juga tiang pancang (dimasukkan ke dalam kolom struktur, diberi tulangan dan dicor beton). Dua jenis yang paling sering dipakai, yakni petung hijau dan petung hitam. Harganya Rp30.000,- per 5 m dan setelah diawetkan mencapai Rp 70.000, -.

Bambu Peting (Gigantochloa levis). Mirip bambu petung, hanya lebih kecil, lebih bersih, dan tidak banyak serabutnya dibanding bambu petung. Berdiameter 8-15 cm dengan ketebalan 30 – 40mm. Warna dan fungsi relatif sama dengan harga sedikit lebih murah, yaitu Rp 25.000,- (per 5 meter).

Selain sebagai komponen bangunan, beberapa jenis bambu yang ukurannya relatif lebih kecil, lazim digunakan sebagai elemen eksterior, antara lain:
Bambu Jepang (Arandinari japonica). Batangnya lurus kecil dan berdaun halus sepanjang 10 cm, hijau pucat. Biasanya disusun berjajar di sepanjang dinding atau penghias tepi jalan. Jika telah rimbun, bambu ini bisa dibentuk hingga tampak artistik. Dijual dengan harga Rp 75.000,- per rumpun.

Bambu Cina (Bambusa glaucescens). Disebut juga Bambu Pagar. Batangnya hijau muda kekuningan, halus. Tumbuhnya seperti semak dan batangnya mudah melengkung. Harganya Rp 75.000 per rumpun.

Bambu Kuning (Phyllostachys sulphurea). Cantik, dengan batang lurus, kuning gading, bertekstur halus, kontras dengan daunnya yang hijau terang sepanjang 20 cm dan selebar 5 cm. Panjang batang mencapai 3 m. Harga relatif mahal, mencapai Rp 250.000 per rumpun.

Bambu Gendang (Bambusa ventricosa). Batangnya keras, hijau tua, menggelembung di bagian tengah lalu mengecil di bagian ruas, mirip bentuk kendang (gendang). Cocok dibuat bonsai.
Bambu Hijau (Bambusa vulgaris). Bambu dari China ini disebut juga Buddha’s belly bamboo. Batangnya hanya 1-2 m, dengan panjang daun 18 cm. Jenis ini cocok ditanam di pekarangan sempit.

Bambu Sian (Thyrsostachys siamensisi). Batangnya hijau keputihan, ramping, dan tegak, setinggi 7-12 m, berdiameter 2-7 cm, dan panjang ruas 15 cm. Berumpun padat, daun kecil-kecil tapi lebat, bertajuk melebar seperti payung. Banyak ditanam di sisi dinding, sebagai penghalang angin dan peredam suara.

Tentu, masih banyak varietas lain, dengan karakteristik dan varian harga. Hijau lingkungan kita bermula dari hijaunya pola pikir kita, sebuah kesadaran untuk kembali ke alam. Semoga, untuk hari depan yang lebih baik!
(int)

Close Ads X
Close Ads X