Merger Bank Syariah di Tangan Pemegang Saham

Jakarta | Jurnal Asia
Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Syariah, Agus Dwi Handayani akan mendukung rencana penyatuan (merger) bank syariah di Indonesia. Saat ini, Mandiri Syariah tengah berfokus pada penguatan manajemen yang meliputi tiga aspek. Yakni, penguatan sumber daya manusia dalam organisasi, bisnis manajemen perusahaan, dan infrastruktur teknologi. “Jadi, kalau fundamental ini kuat, apa pun corporate-nya, nantinya akan bisa optimal,” kata Agus di Jakarta, Senin (2/3).

Di samping itu, BSM cukup percaya diri lantaran menginduk pada Bank Mandiri yang sudah berpengalaman dalam merger. “Ada Mandiri Tunas Finance, ada InHealth (PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia). Jadi, Mandiri sudah berpengalaman dalam merger,” tuturnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) milik bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkonsolidasi dengan cara merger. BUS dan UUS yang dimaksudkan OJK adalah PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BRISyariah (BRISyariah), dan UUS PT Bank Tabungan Negara Syariah (BTN Syariah).

Meski menyebut mendukung, Agus menyatakan, keputusan merger sepenuhnya di tangan pemegang saham dan pemerintah. “Jadi, akan support. Tapi, kalau ditanya kebijakannya dan bagaimana, itu ada di pemegang saham dan pemerintah,” ujarnya. (vv)

Close Ads X
Close Ads X