Harga Cabai Merah Anjlok | Pemprovsu Gandeng Bulog Beli Hasil Panen Petani di Batubara

Medan | Jurnal Asia
Anjloknya harga cabai di pasaran sejak bulan lalu membuat para petani gundah. Untuk itu, bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Medan, Pemprov Sumut berinisiatif membeli hasil panen para petani di Kabupaten Batubara saat panen raya kemarin.

Kepada wartawan, Senin (2/3), Kepala Biro Perekonomian Pemprovsu, Bondaharo Siregar mengatakan, pembelian hasil panen itu merupakan tindak lanjut atas arahan Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho sebagai bentuk kepedulian terhadap petani Sumut. “Ini merupakan kepedulian kita terhadap petani, karena harga cabai yang murah di pasaran. Petani kita resah karena harga cabai anjlok. Untuk itu kita (Biro Perekonomian), menindaklanjuti arahan Gubsu tersebut,” katanya.

Disebut Bondaharo, pihaknya bersama Bulog Divre Medan pada pekan lalu mengunjungi panen raya kelompok tani di Kabupaten Batubara. Dari tempat itu diketahui bahwa harga cabai merah dijual dengan harga Rp6.000 per kilogram. “Petani di sana mengakui bahwa harga tersebut sangat murah. Jadi kita berfikir kalau dengan harga jual segitu, masyarakat di sana tentu kesusahan dari sisi ekonomi,” ungkapnya.

Untuk itu lanjut Bondaharo, pihaknya membeli dengan harga Rp12 ribu per kilogram. Namun Bondaharo tak mengetahui pasti berapa banyak yang dibeli pihaknya dan Bulog kepada kelompok tani di sana. Bondaharo menambahkan, Bulog bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menjadi leading sektor untuk mengambil alih kegiatan dimaksud.

“Jadi setelah dibeli dari sana (Batubara), kita bawa ke Medan untuk dipasarkan. Disamping itu kita juga himbau agar bupati dan wali kota setempat juga tanggap dengan kondisi ini,” harapnya.

Terpisah, Humas Bulog Divre Medan Rudi Adlin mengatakan, sejak pemerintahan baru ini, selain beras, ada 6 (enam) komoditi lain yang menjadi kewenangan pihaknya. “Ada tujuh komoditi yang kita kelola sejak pemerintahan baru ini. Yaitu beras, gula, cabai merah, bawang merah, jagung, kedelai dan daging,” sebut Rudi.

Menurut Rudi, tujuan kegiatan ter­­sebut untuk membantu mas­ya­­rakat setempat, khususnya kelompok tani terhadap nilai jual cabai merah yang belakangan anjlok. Dia mengatakan, kegiatan itu sudah berlangsung sejak 25 Februari kemarin, saat panen raya di Kabupaten Batubara. “Tujuannya hanya ingin mem­bantu masyarakat, terutama para petani kita. Karena selama ini Bulog hanya menangani beras saja. Meski inisiatif datang dari kita, namun kita berkoordinasi dengan pemerintah setempat seperti provinsi dan kabupaten/kota,” kata Rudi.

Saat ini sebut Rudi, baru tiga komoditi yang ditangani Bulog. Antara lain beras, cabai merh dan jagung. Namun untuk jenis komuditi jagung be­lum seutuhnya berjalan. Rudi mengungkapkan, adapun sistem pendistribusian dilakukan secara mobile. Artinya menjual langsung ke para konsumen. “Jadi sistemnya itu mobile. Kita bekerjasama dengan Pemko Medan untuk menyediakan lapak menjual cabai merah ini, sampai ke kelurahan-kelurahan,” jelasnya.

Dia menambahkan, selama hasil panen kelompok tani masih ada, pihaknya akan membeli hasil produksi tersebut. “Sekarang ini baru masuk 20 ton. Ke depan dengan aktivitas seperti ini, kita berharap harga cabai merah dapat normal kembali. Hari ini (Senin, Red) kita mulai pendistribusiannya. Seperti tadi ada kita distribusi ke Jakarta sebanyak 5 ton via kapal laut,” pungkasnya.

Berdasarkan pantauan, Senin (2/3), di halaman Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, menjadi salah satu tempat dijualnya komoditi cabai merah dan beras yang dibawa dari Kabupaten Batubara. Untuk harga cabai dijual Rp12.000 per kilogram. Sedangkan untuk beras ukuran 10 kilogram, ada tiga jenis beras. Seperti merah poci (Rp105 ribu), ulos (Rp98 ribu) dan super bulogmart (Rp97 ribu).

“Ini rata-rata beras premium yang biasa dikonsumsi untuk kalangan menengah ke atas. Namun harganya lebih murah dari harga di pasaran,” ujar salah seorang pegawai Bulog Divre Medan saat ditemui wartawan di Kantor Gubsu.

Ia mengakui mayoritas pem­beli di hari pertama itu adalah kalangan PNS di Kantor Gubsu, sejak mereka menjajakkan da­gangan dari Senin pagi. “Kurang lebih sudah 80 kilo yang laku kita jual dari 200 kilo barang yang dibawa. Barang-barang ini juga kita kirim antardaerah tidak hanya di Sumut, juga DKI Jakarta,” pungkasnya. (andri)

Close Ads X
Close Ads X