Data Ekonomi Domestik Topang Penguatan IHSG

Jakarta | Jurnal Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/3), ditutup menguat sebesar 27,53 poin ditopang data ekonomi Indonesia yang dinilai positif oleh pelaku pasar. Indeks harga saham ga­bu­ngan (IHSG) BEI ditutup me­nguat 27,53 poin (0,51 persen) menjadi 5.477,83, sementara ke­lompok 45 saham unggulan (in­deks LQ45) naik 6,80 poin (0,72 persen) ke level 953,68.

“Data inflasi Indonesia yang disam­paikan oleh Badan Pusat Statistik hari ini (2/3) menjadi salah satu penopang indeks BEI,” kata analis PT Investa Sa­ran Mandiri Kiswoyo Adi Joe di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) men­catat deflasi yang terjadi pada Februari 2015 sebesar 0,36 per­sen merupakan deflasi kedua tertinggi yang pernah terjadi dalam 50 tahun terakhir pada bulan yang sama.

Menurut Kiswoyo Adi Joe, da­ta ekonomi Indonesia itu men­dor­ong kembali aliran dana asing masuk ke pasar saham do­mestik bertambah.Dalam data perdagangan BEI, tercatat investor asing mem­bukukan beli bersih sebesar Rp628,856 miliar.

Ia menambahkan, indeks BEI juga mendapat dukungan dari bursa saham eksternal setelah Bank Sentral Tiongkok (PBoC) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,35 persen.

Kebijakan Tiongkok itu, kata dia, untuk menjaga kestabilan perekonomian di negeri tirai bambu itu.“Kombinasi sentimen positif dari dalam negeri dan eksternal itu memberikan pengaruh ter­hadap IHSG BEI melanjutkan penguatan. Namun, diharapkan ada waktu koreksi di pasar saham domestik agar pasar tidak mengalami jenuh beli (overbought),” katanya.

Analis HD Capital, Yuganur Wi­janarko, menambahkan wa­lau­pun IHSG kembali me­nem­bus rekor. Namun, pe­le­mahan mata uang rupiah ter­hadap dolar AS dapat mem­batasi ruang pergerakan IH­­SG ke depannya.“Rupiah yang tertekan cukup dalam dapat menimbulkan koreksi mendadak sehingga lebih bijak untuk melakukan akumulasi dalam jangka pendek,” katanya.

Tercatat transaksi per­d­a­ga­ngan saham di BEI sebanyak 231.138 kali dengan volume men­capai 4,31 miliar lembar sa­ham senilai Rp5,85 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 150 saham, yang melemah 156 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 94 saham. (ant)

Close Ads X
Close Ads X