Melirik Potensi Tanaman Kayu Putih

tanaman-kayuputih-140123b

Kayu-Putih

hutan-kayu-putih

2014012417001511774
Kayu putih (Melaleuca cajuputi sub sp. cajuputi) tersebar secara alami di kepulauan Maluku dan Australia bagian utara. Namun Jenis ini telah berkembang luas di Indonesia dengan memanfaatkan daunnya untuk disuling secara tradisional oleh masyarakat maupun secara komersial menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi.

Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat terbuka serta tahan terhadap kebakaran.

Beberapa hal yang pertu diperhatikan untuk mendapatkan benih kayu putih yang baik antara lain, pohon induk terseleksi yang dipilih harus memiliki fenotip dan genotipe unggul seperti sehat, pertajukan rindang, berbuah lebat serta mempunyai kandungan rendemen minyak dan kandungan sineol yang tinggi.

Pohon induk dipilih dari sumber benih yang baik, yaitu dari Kebun Benih, atau dari Areal Produksi Benih (APB) ataupun dari pohon yang terseleksi (pohon plus). Pengumpulan buah sebaiknya pada musim panen raya. Biasanya musim berbunga mulai bulan Maret dan masa berbuah lebat pada bulan September. Pohon induk yang berbuah lebat dipanjat untuk memilih buah yang telah masak, yaitu yang berwama kecoklatan.

Memetik buah yang masak dari tangkai buah dan tidak perlu memotong dahan, agar pohon induk tidak terganggu proses reproduksinya. Pemisahan benih (ekstraksi benih) dari buah yang masak sangat mudah, cukup dijemur di bawah sinar matahari dan benih akan lepas dengan sendirinya. ukuran benih kayu putih sangat halus, sehingga pada waktu pengumpulan benih agar menghindari dari tiupan angin.

Setiap gram benih kayu putih yang baik rata-rata dapat menghasilkan 2.700 bibit (Doran et al, 1998, dalam Susanto, 2001). Penyimpanan benih di lakukan pada kondisi kering dengan kelembaban 5 – 8% dalam refrigerator (lemari es) pada suhu 3-5oC. Dengan kondisi demikian benih dapat bertahan sampai beberapa tahun.

Persemaian
Persyaratan areal persemaian antara lain mudah dijangkau, sumber air (ketersediaan air) cukup, topografi relatif datar, tenaga kerja relatif mudah diperoleh, terhindar dari penggembalaan dan terdapat saluran (drainase) pembuangan air yang baik.

Setelah areal persemaian dipersiapkan, langkah berikutnya menyiapkan bak tabur dengan lubang drainase dibawahnya. Bak tabur tidak perlu terlalu luas karena ukuran benih sangat halus, cukup dengan bak plastik ukurati 25 x 35 x 10 cm beberapa buah.

Media tabur cukup menggunakan pasir steril dengan cara dijemur dibawah sinar matahari, atau digoreng kering (sangrai), atau disemprot dengan fungisida (Benlate). Media tabur tidak padat, dan harus mempunyai porositas yang baik (pasir) sehingga tidak merusak perakaran pada saat disapih. Pada tahap ini media tidak perlu subur atau dipupuk, karena sifatnya sementara dan kecambah masih memiliki nutrisi bawaan dari lembaganya (cotyledon).

Benih sebelum ditabur sebaiknya dicampur pasir halus yang steril, agar benih tidak menggumpal (menggerombol) mengingat ukuran benih sangat halus.

Benih ditabur merata di atas bak tabur, kemudian ditutup dengan sedikit lapisan pasir halus agar benih tidak mudah terbang Untuk menjaga kelembaban dan tiupan angin, sebaiknya bak tabur ditutup plastik transparan (sungkup) Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer halus pada pagi dan sore hari agar media tabur selalu basah (lembab).

Setelah pekerjaan penyiraman selesai, plastik ditutup kembali, karena benih akan berkecambah apabila cahaya, oksigen dan air cukup tersedia. Setelah ± 5 hari dibedeng tabur benih mulai berkecambah, dan + 2 minggu siap untuk dipindah ke bedeng sapih.

Penyapihan
Menyiapkan bedeng sapih dengan ukuran 5m x 1m agar memudahkan dalam perawatan. Media sapih yang digunakan sebaiknya mempunyai kandungan nutrisi yang lebih lengkap, yaitu dengan menggunakan media tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 7:2:1. Media dimasukkan kedalam kantong plastik (polybag). Ukuran polybag yang digunakan tidak perlu terlalu besar, karena batang dan tajuk semai kayu putih ukurannya relatif ramping, sehingga cukup menggunakan ukuran 9cm x 12cm.

Apabila menggunakan potrays, maka media yang digunakan adalah yang dapat kompak dengan akar serabut tanaman, sehingga pada saat dilepas dari potrays media tidak hancur. Disarankan menggunakan bahan organik tanaman dicampur dengan kompos. Kantong plastik (polybag) sebaiknya disusun teratur di bedeng sapih yang telah disiapkan, untuk memudahkan perawatan dan menghitung jumlah bibit.

Pemasangan naungan cabaya (paranet 75%) selama 3 bulan agar intensitas cabaya tidak terlalu tinggi terutama pada saat siang hari dan lebih baik lagi naungan dapat dibuka pada pagi hari agar cahaya pagi (ultra violet) dapat mengenai bibit dan media sehingga pertumbuhan bibit lebih sehat. Pemasangan sungkup plastik transparan di bedeng sapih agar kelembaban dapat terjaga.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan pemberian sungkup plastik transparan dapat menekan kematian bibit. Pekerjaan ini sebaiknya sudah siap sebelum dilakukan pekerjaan penaburan.

Karakteristik semai kayu putih sangat khas dibandingkan jenis tanaman hutan lainnya sehingga memerlukan perlakuan khusus. Setelah bibit berada selama 2 minggu di bedeng tabur, atau tumbuh daun 2 helai atau lebih dan tinggi lebih dari 1cm, maka bibit segera dipindahkan ke bedeng sapih.

Penyapihan sebaiknya menggunakan alat pinset, karena kondisi semai sangat kecil dan peka terhadap gesekan. Apabila jarak antara bak tabur berjauhan dengan areal penyapihan, maka bibit dari bedeng tabur diambil dan dipindahkan ke kotak plastik yang berisi air bersih, agar bibit tidak cacat dan tidak kekeringan.

Dibuat lubang tanam pada media sapih di polybag sedalam panjang akarnya (3-5cm) agar perakaran tidak melipat/patah. Bibit ditanam perlahan kemudian ditutup dengan media serta dipadatkan dengan ditekan perlahan.

Diusahakan agar perakaran jangan sampai melipat. Setelah disapih, dilakukan penyiraman halus (kabut) dengan menggunakan pompa sprayer (nozel halus), mengingat tinggi bibit rata-rata 1 cm, dan mudah roboh. Lebih baik dipasang sungkup plastik agar kelembaban lingkungan bibit dapat terjaga dan bibit terlindungi dari gangguan hama pengganggu (burung, belalang, katak, tikus dan sebagainya). Sungkup dapat dibuka setelah semai berumur 8 minggu.
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan sampai umur 2 bulan dengan sprayer halus, dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada fase ini kecambah kayu putih pertumbuhannya lambat, bahkan tampak seperti berhenti (dorman) berkisar antara 7-8 minggu.

Tinggi semai rata-rata masih 1-2cm, sehingga penyiraman perlu dilakukan dengan hati-hati karena sistem perakaran dan batang masih sangat rentan dan mudah patah. Penggunakan alat sprayer halus akan berdampak baik terhadap bibit karena dapat mengurangi pengaruh kinetik semprotan air terhadap semai yang baru berkecambah. Setelah tinggi bibit lebih dari 15 cm, penyiraman dapat menggunakan sprayer yang agak besar atau gembor, karena kondisi perakaran cukup kuat. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari secara rutin pada pagi dan sore.

Penyiangan (weeding), yaitu pekeraan pembersihan dari tanaman pengganggu yang ada pada polybag (biasanya dari jenis rumput) dilakukan setiap hari. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati karena akan mengganggu akar kayu putih. Apabila gulmanya lebih besar dari kayu putih, lebih baik batang gulma dipotong/ digunting. Pendangiran, berupa pekerjaan penggemburan permukaan media agar aerasi menjadi baik dan perakaran menjadi sempurna.

Dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembersihan gulma. Untuk memacu pertumbuhan bibit dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK (I5:15:15), yang dilarutkan dan disemprotkan setiap 2 minggu sekali. Atau pemberian pupuk butiran NPK sebanyak 2-3 butir per polybag setiap 2 minggu sekali.

Hama yang umumnya menyerang dan mengganggu di persemaian adalah ulat dan belalang. Serangan hama pengganggu dapat dicegah dengan cara penyemprotan insektisida. Binatang pengganggu yang umumnya dijumpai adalah burung yang mencari makanan di persemaian. Pencegahan dilakukan dengan memberi naungan berupa sharlon/paranet, atau menggunakan sungkup plastik.
(int)

Close Ads X
Close Ads X