Meraup Rupiah dari Usaha Buah Naga

24247644

61111289

20141009121058164

ilustrasi-budidaya-buah-merah
Pernahkah Anda memakan buah naga? Meskipun bentuk­nya aneh, dan beberapa kalangan menyebutnya menyeramkan, namun rasa buah naga sungguh menyegarkan. Ada rasa manis, dan sensasi dingin dari daging buah. Selain menyehatkan, buah naga jika dibudidayakan dengan juga dapat meraup rupiah. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, buah naga (Hylocereus undatus) diyakini bisa membawa berkah. Oleh karena itu, buah ini kerap diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas altar.

Buah naga atau dragon fruit saat ini memang menjadi alternatif bagi petani buah-buahan untuk dibudidayakan. Hal ini karena buah naga memiliki prospek ekonomi yang luar biasa. Tak hanya menjadi buah-buah favorit bagi masyarakat Indonesia, buah naga ternyata juga laku diekspor hingga ke luar negeri, seperti Amerika, Asia, dan Negara-negara Eropa.

Bahkan di Tiongkok, buah naga selain dikonsumsi masyarakat sana, ternyata juga dijadikan pelengkap untuk upacara-upacara tradisional. Kebutuhan di dalam dan luar negeri akan buah ini membuat prospek budidaya buah naga dari hari ke hari kian menjanjikan.

Dalam pembudidayaan buah naga sebenarnya cukup mudah. Pembibitannya bisa langsung dilakukan dengan memotong batang pohon yang sudah tua, dengan jarak minimal 10 cm dari tiang. Lalu, batang yang sudah dipotong tersebut ditancapkan ke media tanam yang bisa dibuat dengan mencampur pasir sungai, kompos, tanah gembur, dan abu sekam. Media ini bisa langsung dicampur di tanah atau bisa juga dibuat dengan menggunakan tong. Untuk memperkuat pohon buah naga agar berdiri, digunakan kayu angsana.

Buah naga yang berumur 1 tahun, umumnya sudah siap berbuah. Sekali berbuah, satu pohon buah naga bisa menghasilkan 8-30 buah naga. Hal ini juga bisa kita set, mau seberapa besar output buah naga. Jika kita membiarkan hingga 30 buah naga dalam satu pohon, maka buah yang dihasilkan akan kecil-kecil dan biasanya tidak masuk dalam standar penjualan di toko buah. Jika kita membuat satu pohon hanya menghasilkan 8 atau 10 buah saja, maka buah yang dihasilkan akan besar, dan sesuai standar di toko swalayan. Untuk menghendaki satu pohon hanya menghasilkan 8 buah naga, maka kita harus rutin untuk memangkasi bakal buah yang tumbuh.

Pembudidayaan buah naga cukup mudah, baik perawatan dan pemupukan. Bahkan buah naga, kalau bisa jangan terlalu sering dipupuk, karena akan membuat kulit buah naga tipis dan kerap pecah. Hingga sekarang belum ada hama dan penyakit potensial yang mampu mematikan buah naga.

Saat ini selain buah naga putih, terdapat juga buah naga super red, buah naga kuning, hingga baru-baru ini ada petani yang membudidayakan buah naga hitam. Hampir keseluruhan jenis buah naga memiliki kandungan zat antioksidan yang banyak. Dengan mengkonsumsi buah naga, juga akan menurunkan terkena stroke, kanker, hingga penyakit kolesterol.

Pemasaran buah naga tergolong mudah. Banyak masyarakat yang menyukai buah ini, karena memiliki banyak khasiat di dalamnya. Satu buah naga biasanya bisa dijual seharga Rp 15 ribu kepada konsumen. Selain bisa dipasarkan dengan sistem door-to-door, petani buah naga juga bisa menggunakan tengkulak untuk memasarkan buah naga. Para tengkulak biasanya langsung datang ke rumah petani untuk memanen buah naga tersebut.

Peluang Bisnis
Semakin banyaknya permintaan pasar terhadap buah naga membuat peluang bisnis budidaya buah ini cukup menjanjikan. Apalagi dengan beberapa fakta berikut.

1. Tanaman buah naga adalah salah satu tanaman buah tahunan yang bisa memproduksi buah paling cepat (bila kondisi lingkungan mendukung).
2. Varietas yang sudah disertifikasi pemerintah sangat produktif dan kabarnya bisa mencapai 25 tahun masa produktif dalam sekali penanaman. ”Dari 200 pohon buah naga yang ditanam, panen buahnya bisa mencapai 100 kg. Harga jual buahnya sekitar Rp 30- 35 ribu per kilo. Panen paling banyak terjadi di bulan Februari dan dua bulan kemudian, panen pun selesai,” papar salah seorang pembudidaya.
3. Budidaya buah naga sangat mudah dilakukan karena bisa dibudidayakan di lahan kering ataupun basah, tanah bebatuan seperti lahan Karst atau di lahan lembek seperti lahan Gambut. Karena termasuk dalam keluarga kaktus, maka tidak memerlukan pengairan intensif bahkan cederung menghendaki lahan yang kering.
4. Peluang untuk ekspor cukup besar, khususnya buah naga daging putih. Indonesia sebagai negera tropis akan lebih menguntungkan bagi pembudidayaan buah naga.

(bn/dari berbagai sumber)

Close Ads X
Close Ads X