SMeCK Hooligan “Ribak Sude”

1

2

3

4

5

6

7

8

10

17 (1)

17

18

20

22

23

28
Medan | Jurnal Asia
Sepakbola dan suporter adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Di mana ada sepakbola disitu ada suporter. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila. Tidak memandang tua, muda maupun anak-anak, kecintaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub yang dicintainya.

Disudut-sudut jalan dipasang berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya merah, hijau, maupun biru telah menjadi simbol dan identitas mereka. Suporter adalah pemain ke duabelas yang dibilang paling fanatik dan antusias dalam membela klub yang dicintainya. Susah maupun senang, hati mereka melebur menjadi satu saat tim mereka berjuang meraih kemenangan.

Inilah sepakbola yang telah membuka mata mereka bak separti pahlawan yang sedang berjuang dengan mengusung gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan di stadion hanya untuk menyandang gelar sang pemenang.

Bentrokan antar suporter sering terjadi baik didalam maupun diluar stadion. Tidak hanya di stadion saja yang ramai dipenuhi para suporter, di bar, cafe dan tempat perjudianpun sering di banjiri para suporter. Mereka tidak hanya sekedar menonton sepakbola akan tetapi ada juga yang mencari peruntungan di meja judi.

Inilah sepakbola yang telah membutakan pikiran orang. Banyak orang yang menganggap lapangan adalah kiblatnya suporter yang mereka kelilingi selama pertandingan berlangsung. Panas, hujan tidak mereka pedulikan asalkan mereka bisa melihat tim yang di cintainya bertanding.

Salah satunya, PSMS Medan dengan supporter pendukung setia yang terus membela Ayam Kinantan sampai akhirat.Smeck Hooligan dengan yel-yel “Ribak Sude” selalu terdengar dengan suara lantang dari ribuan anggotanya, yang selalu memadati stadion Teladan untuk memberikan dukungan kepada tim kesayangan.

Komunitas ini telah mengembangkan sayap di berbagai kota di Indonesia, dengan misi memberikan semangat dan motivasi saat PSMS melakukan laga tandang. Horas Medan Terus Berjuang, Horas Medan Ribak Sude dan Horas Medan Jadi Juara selalu terdengar dari para supporter setia PSMS.

Komunitas fans PSMS Medan ini lahir pada tahun 2003. Sejumlah pemuda yang fanatik dengan Tim Ayam Kinantan, kala itu melihat komunitas fans yang ada sudah tidak lagi punya mendukung semangat kebersamaan secara fair.

Komunitas supporter PSMS ini awalnya bernama SMeCK, kemudian SMeCK Football Club (FC), SMeCk Mania dan saat ini SMeCK Hooligan. Awalnya saat Wak Labu, Kebong, Loren, Akim Hasibuan, Didi, Agam, Jack R dan Icut, yang mahasiswa ITM, pada 30 September, kumpul di Jalan Pelangi No 5 Medan. Disinilah dideklarasikan komunitas untuk fans PSMS yang baru, dengan nama Supporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK). Diawali hanya dengan 20-an orang, kini komunitas yang punya anggota dari latar belakang berbeda dan segala usia, semakin berkembang.

“Sesuai nomor kartu anggota, sudah mencapai tujuh ribuan lebih, danratusan di antaranya perempu­an,” sebut Wak Labu. Keanggotaannya pun telah menembus 34 basis serta terbentuk di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi), Kalimantan, Palembang dan Aceh, kemarin.

Selain memiliki kartu anggota, para Smeckers (sebutan anggota SMeCK Hooligan) punya salam ciri khas tersendiri. Salam “sada roha” atau satu hati. Jika disebut “Smeck”, disahut “Hooligan” dengan nada keras dan tegas sembari sembari memperlihatkan kepala tangan dengan melipat tiga jari di tengah. Sedang jempol dan kelingking tegak berdiri.

“Ini menandakan persaudaraan. Yang senior (dilambangkan ibu jari,red) membimbing adik-adik lebih muda (dilambangkan kelingking,red),” terang Wak Labu sambil memperagakan kepalan tangan kanannya.

Pria gempal ini juga menambahkan, lahirnya SMeck ini dari rasa persekawanan, kemudian besar di kekeluargaan dan kuat di persaudaraan. Dalam perjalanannya, sebutan pengiring dibelakang nama SMeck telah berganti sebanyak tiga kali. Pergantian itu menyikapi kreativitas dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang di lembaga tersebut.

Sementara itu, komando aksi SMeCK Hooligan Saut F Naibaho atau disapa dengan akrab Pak Baho menyatakan ibarat kata pepatah di mana ada gula disitu ada semut. Begitu juga dengan dengan PSMS, di mana ada PSMS di situ ada SMeCK Hooligan yang selalu setia memberikan dukungan dan motivasi kepada pemain saat bertanding. Kehadiran SMeCK Hooligan untuk merekrut pendukung fanatik PSMS agar para pendukung lebih terkontrol sehingga tidak membuat keonaran maupun keributan saat PSMS melakoni pertandingan.

“Intinya dengan keberadaan SMeCK Hooligan sebagai komunitas supporter sepakbola siap mendukung PSMS. Adanya para supporter tentunya akan membuat pemain semakin semangat dengan menerapkan ciri khas PSMS yakni

“rap-rap”. Kemenangan yang diraih PSMS dalam setiap pertandingan merupakan kebanggan bagi supporter. Rasanya tanpa adanya supporter, tentu pertandingan sepakbola akan menjadi sepi,” pungkasnya. (bambang nl)

Close Ads X
Close Ads X