Raksasa Liga Premier Tersihir Piala FA

KAKI_____Chelsea-v-Bradford-City-FA-Cup-Fourth-Round
Medan | Jurnal Asia
Sabtu (24/1) kemarin menjadi hari paling kelabu bagi klub-klub penghuni papan atas Liga Premier yang berlaga di babak keempat Piala FA. Total ada lima tim Liga Premier yang rontok, empat di antaranya main di kandang sendiri pada hari itu. Beberapa bahkan sempat unggul lebih dulu.

Pada partai-partai yang dilangsungkan di hari Sabtu (24/1) waktu Inggris, atau Minggu (25/1) dinihari WIB, Chelsea, Manchester City, Southampton, Tottenham Hotspur, dan Swansea City kompak angkat koper dari Piala FA.

Chelsea sang pemuncak klasemen sementara Liga Premier itu sempat unggul 2-0 dari tim level ketiga Inggris, Bradford City, sebelum akhirnya menyerah 2-4 di Stamford Bridge. Kali terakhir The Blues kalah di kandang sendiri pada Piala FA lawan tim level ketiga (atau lebih rendah) adalah pada 1985, ketika kalah 2-3 dari Millwall, juga di partai babak keempat.
Sejak Oktober 1999, ketika kalah 2-3 dari Arsenal di Liga Premier, baru kali ini Chelsea kalah di kandang sendiri usai memimpin dengan setidaknya dua gol. Itu merupakan kali pertama tim yang ditangani Jose Mourinho kebobolan empat gol di laga kandang.

Beralih ke Manchester City, tim penghuni posisi dua Liga Premier ini juga kalah 0-2 di kandang sendiri ketika menjamu Middlesbrough, tim level kedua kompetisi Inggris, sepekan setelah juga menelan kekalahan 0-2 di tempat yang sama atas Arsenal di partai Liga Premier.

Hasil ini membuat untuk kali pertama dalam kurun waktu tujuh tahun, City menelan dua kekalahan kandang beruntun dengan selisih setidaknya dua gol. Sebelumnya itu terjadi pada Februari 2008, ketika kalah 1-3 dari Arsenal dan 0-2 dari Everton di Liga Premier.

Sejak Januari 2009, saat kalah 0-3 dari Nottingham Forrest di partai babak ketiga, baru kali ini lagi City kalah di kandang sendiri menghadapi tim level kedua di Piala FA dengan selisih setidaknya dua gol.

Sedangkan Southampton, sang penantang juara yang kini menghuni posisi tiga Liga Premier juga kalah di kandang sendiri atas Crystal Palace (tim posisi 13 Liga Premier), dengan skor 2-3 setelah dua kali sempat memimpin. Sejak kalah 0-1 dari Sheffield United di Piala Liga Inggris pada 16 Desember, baru kali ini lagi Southampton menelan kekalahan.

Tottenham Hotspur menjadi korban lain keganasan Piala FA. Tim penghuni posisi enam Liga Premier ini kalah 1-2 di kandang sendiri atas Leicester City, tim juru kunci Liga Premier, setelah memimpin 1-0 sampai dengan 10 menit terakhir waktu pertandingan.

Jeffrey Schlupp dari Leicester mencetak gol kemenangan pada menit pertama injury time. Sejak musim 2009/10, ketika Jermaine Beckford mencetak gol untuk Leeds United pada menit keenam injury time untuk memaksakan laga replay di Piala FA, baru kali ini lagi Spurs kebobolan gol pada waktu injury time di kandangnya sendiri. Untuk kali ketiga berturut-turut Spurs gagal mencapai babak kelima Piala FA.

Swansea City menjadi tim Liga Premier terakhir yang menelan kekalahan kemarin. Tim penghuni posisi sembilan ini kalah 1-3 di markas Blackburn Rovers, tim level kedua kompetisi Inggris, juga setelah memimpin terlebih dulu.

Swansea memainkan enam laga terakhirnya di Piala FA dengan tampil di kandang lawan dan kalah usai memimpin lebih dulu di ajang itu untuk kali pertama setelah 28 Januari 2012, ketika tunduk 1-2 di markas Bolton Wanderers.

“Ini adalah Sabtu kelam untuk tim-tim Liga Premier. Setiap tahun Anda bisa melihat hasil semacam ini di Piala FA. Itulah sebabnya saya selalu menyebutnya spesial. Cuma sial saja hari ini, untuk pertama kali, saya ada di sisi yang salah dalam keajaiban ini. Kredit untuk Bradford, mereka mencetak empat gol bagus dan layak melaju ke babak berikutnya,” ungkap kiper Chelsea, Petr Cech.

Sepanjang sejarahnya, sudah lazim Piala FA menghadirkan kejutan-kejutan. Tim-tim yang lebih kecil mengalahkan tim-tim besar bukanlah pemandangan aneh. Inilah yang kemudian disebut sebagai sihir Piala FA.

Satu penghuni empat besar Liga Premier lainnya, Manchester United, bermain imbang 0-0 dengan Cambridge kemarin, Jumat (23/1). Ini membuat MU melakoni laga ulangan yang akan dihelat di Old Trafford pada 4 atau 5 Februari mendatang.

Hal yang sama dialami Liverpool, yang cuma mampu bermain imbang 0-0 kala menjamu Bolton Wanderers. Si Merah pun terpaksa menjalani laga ulangan di markas tim divisi Championship tersebut. Di Anfield, Minggu (25/1) dinihari WIB, Liverpool sejatinya tampil amat dominan. Secara penguasaan bola, anak asuh Brendan Rodgers unggul dengan persentase 68% berbanding 32%.

“Itu adalah pertandingan yang sangat bagus. Saya menikmatinya, atmosfernya juga luar biasa dan kredit untuk kedua tim, saya pikir kami unggul. Kami melakukan segalanya kecuali mencetak gol. Kami terus menggedor, kiper mereka melakukan beberapa penyelamatan hebat. Saya tidak bisa mengeluh, kepercayaan diri dan penempatan posisi kami sangat bagus, kami masuk ke ruang yang bagus, tapi tidak ada sentuhan akhirnya,” ujar Rodgers. (adp-dc-ss)

Close Ads X
Close Ads X