Investor Diminta Waspadai Aksi Profit Taking

Jakarta | Jurnal Asia
Perusahaan sekuritas, PT Wooori Korindo Securities Indonesia menilai penurunan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM), gas elpiji tabung 12 kg, serta semen masih memberi dampak negatif pada perdagangan pekan kemarin. Meski begitu, laju Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) pekan lalu mampu melaju ke zona hijau berkat adanya sentimen positif dari kenaikan bursa Asia dan terapresiasinya laju Rupiah. “Pelaku pasar pun cenderung kembali melakukan aksi belinya karena berita positif mengenai moderatnya target pertumbuhan ekonomi Indonesia dan rencana suntikan modal Pemerintah untuk beberapa BUMN. Jadi IHSG bergerak sesuai dengan harapan dan skenario,” ujar Head of Research Woori Korindo, Reza Priyambada melalui pesan elektroniknya, Minggu (25/1).

Berdasarkan informasi, akhir pekan lalu Jumat (23/1) IHSG ditutup pada level 5.323,88 dan menjadi rekor tertingginya di sepanjang sejarah. Artinya, IHSG mengalami penguatan sekitar 156,8 poin dibandingkan posisinya di pembukaan awal pekan Senin (19/1) pada level 5.167,08.

Reza mengatakan, kenaikan IHSG pekan lalu juga ditopang oleh sentimen positif dari penguatan bursa saham AS. “Walaupun IHSG sempat tertekan akibat aksi asing yang masih doyan jualan, tapi pada akhirnya (IHSG) mampu ditutup naik tipis,” terangnya.

Pekan depan, Reza memperkirakan IHSG berada pada rentang support 5.100 sampai 5.250 dengan batas resistence di kisaran 5.335 hingga 5.350. Ia pun mengingatkan investor untuk mewaspadai aksi ambil untung dari penguatan IHSG pekan lalu dan kisruh politik yang terjadi di Indonesia. “Potensi pembalikan atau pelemahan masih ada. Jadi harus tetap mewaspadai aksi profit taking,” pungkasnya. (cnni)

Close Ads X
Close Ads X