Pria Tuna Netra Ditemukan Tewas Telentang

Medan | Jurnal Asia
Seorang penyanyi Keyboard tunanetra, Fajar Aditia (17), warga Jalan Veteran Blok A Lorong V, Desa Medan Estate, Percut Sei Tuan, ditemukan tewas dalam posisi telentang, Hidup Sebatangkara, Penyanyi Keyboard Tuna Netra Ditemukan Tewas Telentang, Jumat (23/1).

Jasad Fajar pertama kali ditemukan oleh rekannya di ruang tamu rumahnya. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan pada tubuh Fajar. Kuat dugaan pria lajang itu tewas akibat penyakit asma yang dideritanya.

Informasi dihimpun, dari warga sekitar, pria lajang tersebut hidup sebatang kara, semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Abang kandung Fajar sedang merantau di Pekanbaru. Sebelum ditemukan tewas, pagi itu seorang temannya yang identitasnya belum diketahui, datang ke rumah Fajar.

Saat masuk ke dalam, temannya itu kaget melihat tubuh Fajar sudah terbujur kaku dalam posisi telentang dan tidak bernyawa. Kemudian temannya berteriak minta tolong. Seketika, warga langsung mendatangi rumah korban selanjutnya menghubungi pihak kepolisian Polsek Percut Sei Tuan.

“Beberapa hari yang lalu, si Fajar masih sehat-sehat aja. Tiba-tiba paginya saya mendengar kabar dia sudah meninggal. Memang dia anak yang mandiri bang. Walau pun dia mempunyai kekurangan (tuna netra), tapi dia tidak pernah menyusahkan keluarganya. Abangnya juga ada, tapi berada di pekanbaru,” kata Joni, warga sekitar.

Selain mengalami kebutaan, Fajar juga mengidap penyakit sesak napas (asma) dari kecil. “Kasihan kali anak itu, sudahlah kedua orang tuanya nggak ada, dia juga mengalami sakit sesak napas. Penyakitnya itulah yang membuat dia meninggal. Saya rasa malam itu mungkin kumat asmanya,” sebut warga lainnya. Tak lama, petugas Polisi Polsek Percut Sei Tuan bersama tim Identifikasi Polresta Medan tiba di lokasi guna melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Usai petugas melakukan olah TKP, pihak keluarga meminta agar jenazah tidak dibawa ke rumah sakit untuk kepentingan visum.

Kepala Lingkungan (Kepling) VIII, Pribadi Sitepu, mengatakan, kalau selama ini remaja tuna netra itu sangat mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain. “Biasanya Fajar diajak teman-temannya untuk bernyanyi di keyboard. Kadang dia juga mengamen dan dipandu oleh temannya yang selama ini tidur menemani Fajar yang menemukan mayatnya. Tetapi malam itu teman dari Fajar tidak tidur di rumah itu. Semasa hidupnya remaja itu sangat mandiri,” katanya.

Kanit Reskrim AKP Bambang G Hutabarat mengatakan, pria tuna netra itu tewas diduga lantaran sakit asma yang dideritanya. Tidak ada bekas tanda kekerasan ditemui ditubuhnya. “Diduga tewas lantaran penyakit asma yang dideritanya. Kita juga sudah lakukan olah TKP. Keluarga korban juga tidak bersedia jika jenazah dibawa ke rumah sakit untuk kepentingan visum dan menandatangani surat pernyataannya,” kata Bambang.
(mag-05)

Close Ads X
Close Ads X