Medan | Jurnal Asia
Di dalam agama Buddha, ditegaskan bahwa kita adalah makhluk mandiri, yang bermakna “bebas” menentukan arah dan tujuan dari masa depan. Jika ingin bahagia, perbanyaklah kebajikan dan demikian pula sebaliknya.
Demikian disampaikan Pdt Peter Lim selaku Dharmavira Lembaga Komunikasi Umat Buddha Indonesia (LKUBI) di Dharma Class Vihara Maitri Jalan Gandhi Medan, Kamis (22/1) malam pukul 19.30 sampai 21.00 WIB.
Diterangkannya, umat Buddha yang senantias sadar akan selalu menggunakan potensi dirinya untuk meningkatkan spiritual. Jika spiritual meningkat maka esok atau lusa, kehidupan ini pasti akan menjadi sukses dan bahagia.
“Ada lima hal yang harus selalu dijadikan pedoman untuk meningkatkan spiritual. Pertama, kembangkan cinta kasih ke segala penjuru dan hindari segala bentuk dari kekerasan,” tuturnya.
Dilanjutkan, hal kedua yang harus dilakukan, selalulah jujur atas apapun kondisi atau keadaan yang dialami dan berdanalah kepada siapapun yang membutuhkannya. Ketiga, kesetiaan dijadikan sebagai harga diri yang tidak bisa ditawar- tawar.
Selanjutnya, selalulah mengutarakan kata-kata yang lembut, bermanfaat dan memberikan keteduhan kepada siapapun yang mendengarkannya. Kelima, selalulah sadar dengan menghindari segala bentuk dari makanan atau minuman, yang mana bisa menyebabkan hilangnya kesadaran diri atau mabuk.
Menurutnya, orang yang selalu sadar dan suka berbuat baik, kapan dan di manapun berada, pasti akan terlindung dan terberkahi. Hidupnya akan selalu ceria, bahagia dan sukses.
“Dan tiada kecemasan, ketakutan dan kegelisahan. Hidup bermakna adalah kehidupan yang bisa diisi dengan kebajikan-kebajikan,” pungkasnya. (netty)