Selasih Tanaman Pestisida Nabati

100_0318

223735_biji-selasih_663_382

7705939412_0b35a1ae9b_m

9568947964_212fee6144_m

Biji_Selasih_dengan_stroberi

BUNGA MUDA IMG_6852
Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Berbagai bagian tumbuhan ini berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Karena itulah, tanaman ini bisa dijadikan bahan pestisida nabati. Tanaman selasih merupakan tanaman semusim, tegak, banyak bercabang di bagian atas, berbau harum, tinggi 50 – 80 cm dengan batang berwarna coklat bersegi empat. Daun letaknya berhadapan dan berdaun tunggal, bertangkai yang panjangnya 0,5 – 2 cm, helai daun bulat telur sampai memanjang, ujung runcing, permukaan daun berambut halus dengan bintik-bintik kelenjar, tulang daun menyirip. Bunganya berwarna putih atau lembayung, tersusun dalam tandan yang panjangnya 5 – 30 cm yang keluar dari ujung percabangan. Biji keras warnanya coklat tua, bila dimasukan ke dalam air akan mengembang seperti selai.

Tanaman selasih ungu dari daun dan bunganya dapat bersifat sebagai zat pemikat (atraktan) yang mampu memerangkap lalat buah (Bactrocera dorsalis Hendel), bagian tanaman ini dapat n cara ini hasilnya kurang efektif. Hasil yang lebih baik atau paling efektif sebagai atraktan lalat buah adalah dengan cara diproses terlebih dahulu melalui proses penyulingan sehingga akan dihasilkan minyak atsiri berupa minyak selasih.

Cara lain yang dilakukan penggunaan tanaman selasih untuk atraktan lalat buah adalah dengan cara daun selasih sebanyak 10 – 20 helai dibungkus kain strimin kemudian dihancurkan dengan cara diremas-remas lalu dimasukkan ke dalam botol perangkap, atau cara lainnya dilakukan dengan cara mencincang daun selasih yang selanjutnya hasil cincangan tersebut dibungkus kain strimin dan disimpan di dalam botol perangkap.

Pemanfaatan tanaman selasih sebagai atraktan lalat buah telah digunakan oleh beberapa kelompok tani. Petani mengolah tanaman selasih yang diproses dengan cara disuling dengan menggunakan alat destilasi sederhana sehingga menghasilkan minyak selasih dan air suling selasih. Respon para petani terhadap penggunaan atraktan lalat buah dari minyak selasih dan air suling selasih cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya upaya para petani untuk mencoba membudidayakan tanaman selasih sebagai bahan baku atraktan nabati, mengolahnya sendiri, sampai dengan pemasangan perangkap lalat buah yang terorganisir cukup baik sehingga dapat menekan kerusakan produksi akibat serangan lalat buah serta menghasilkan prodak dengan daya saing tinggi.

Kemampuan tanaman selasih sebagai atraktan disebabkan karena senyawa metileugenol yang mempunyai aroma spesifik yaitu menyerupai aroma yang dihasilkan oleh serangga betina lalat buah dan dapat bersifat sebagai pemikat yang kuat terhadap lalat buah jantan (Kardinan, 2000). Kekuatan aroma tanaman selasih tersebut sesuai pengalaman apabila tanaman selasih dilukai pada waktu memanen bahan baku selalu dikerubuti oleh lalat buah. Bahkan alat penyulingan selasih pada waktu dipakai atau setelah digunakan jika disimpan di luar ruangan maka alat tersebut akan penuh dikerubuti ratusan lalat buah dari spesies Bactrocera dorsalis Hend.

Kegunaan lain dari tanaman selasih menurut HM Hembing Wijayakusumah (1996),berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya demam, nyeri lambung, gangguan pencernaan, haid tidak teratur, luka terpukul. Sedangkan bijinya berkhasiat mengobati radang mata, bercak putih pada selaput bening mata (Corneal opacity) cara pemakaian untuk seluruh herba jika untuk diminum 10 – 15 gr direbus, atau ditumbuk, diperas airnya. Sedangkan untuk obat luar herba dilumatkan dan ditempelkan ke tempat sakit dan untuk bijinya dapat dijadikan campuran minuman dengan cara biji direbus dan dicampurkan dengan sirup atau minuman.

Hasil analisis di laboratorium bahwa daun selasih berumur 2 (dua) bulan mengandung sekitar 80% air dan 20% bahan kering dengan rendemen minyak sekitar 0,15%, yang berumur 3 (tiga) bulan mengandung rendemen minyak sebesar 0,3% dan yang berumur 4 (empat) bulan mengandung rendemen minyak sebesar 0,8%. Minyak dari daun mengandung sekitar 64,5% metileugenol, 5,2% eugenol, 4% sineol, 2,3% linalol, sedangkan dari bunga mengandumg metileugenol sebesar 74,5%.
(int)

Close Ads X
Close Ads X